Mesin Bakar Sampah Sakeur Daur Ulang (SakeurDalang) merupakan hasil inovasi dan perakitan siswa SMK PGRI Telagasari yang mengurai sampah dengan bahan bakar air. Alat hasil karya Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan komponen yang akan di perlombakan ke tingkat nasional ini, terdiri dari Incinerator, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pencacah sampah hingga kapasitas 200 kilogram ini, masuk ke desa-desa untuk transfer ilmu dan jawaban atas persoalan sampah. 
Seperti 'demo' yang di lakukan para siswa dan Wakasek Kesiswaan SMK PGRI Telagasari saat Minggon Kecamatan di Desa Ciwulan Selasa kemarin (7/6/2022).
Foto : Mesin Bakar Sampah via Media Uap Air Ramah Lingkungan Hasil rakitan SMK PGRI Telagasari di Pamerkan saat Minggon Kecamatan di Desa Ciwulan


"Bagi desa - desa yang masih luas lahan pembakaran sampah manual, memang belum begitu menyoroti, tapi khusus yang padat penduduk dan dihadapkan dengan penumpukan sampah yang tanpa solusi, banyak keingintahuan soal cara kerja dan perakitannya sebagai wahana transfer ilmu bagi para kades dan aparat desa saat Minggon, " Kata Wakasek Kesiswaan Kiki Indraputri.

Komponen yang di tampilkan pada mesin pembakaran sampah via media air dan oli bekas ini, sambung Kiki terdiri dari beberapa komponen, dan mereka sebutnya cenderung tertarik pada pembngkit listrik tenaga Suryanya.

"Kita mengedukasi masyarakat setidaknya mengurangi atau memininalisir beban urusan volume sampah, bahkan lebih dalamnya, bisa memilah mana sampah organik, sampah non organik dan sampah yang tidak bisa didaur ulang, karena lewat alat ini, ketiganya bisa digarap lewat pengolahan yang bisa bermanfaat, baik peleburan pembakaran dengan ampas rendah dan tidak mengganggu kesuburan tanah, maupun untuk pupuk organik kering, bahkan bisa menjadi alternatif kompor untuk usaha-usaha masyarakat seperti produksi tahu – tempe, " Katanya.



Kepala SMK PGRI Telagasar Yanyan Sopyan M.Si mengatakan, hadirnya mesin sakeur dalang ini bukan promosi produk, tapi lebih pada sosialiasi dan transfer ilmu teknologi kepada pemerintah desa. Selain merupakan program Carbonetral, juga sekaligus jadi ajang menjalankan program SMK Bangun Desa. Dimana hasil karya ini diharapkan bisa menjadi jawaban atas persoalan sampah di desa-desa, bahkan mengurangi tenaga kerja angkut sampah dan lainnya, karena mesin sakeurdalang ini bisa melebur dan mencacah semua jenis sampah lewat pembakaran optimal dengan penopang oli bekas dan air saja di tabung sampah berkapasitas 200 kilogram.

"Alat ini mampu dibuat dengan biaya sekitar Rp3-5 jutaan, Pemerintah desa bisa produksi tungku dari alat ini, kemudian SMK siapkan pembakar dan kontruksi designnya, maka transfer teknologi ini kita harap bisa diserap pemerintah desa, " Ujarnya.


Sekretaris Desa Ciwulan Muhammad Wildan mengapresiasi karya-karya teknologi siswa SMK yang ikut andil bagian dalam transfer ilmunya bagi pemerintah desa. Diakuinya, persoalan sampah adalah masalah semua desa, karena ketiadaan Tempat Pembuang Sampah sementara terpadu (TPST), utamanya di wilayah padat penduduk. Karenanya, alat mesin Bakaran sampah ini, sebenarnya layak di perluas dan dilirik pemerintah untuk jadi jawaban di setiap desa, apalagi material dan bahan penopang pembakaran dengan uap air ini, sangat efisien dan ramah lingkungan. 

"Kita terheran saja, kok bisa ya api besar dihasilkan dari air ? Setelah di berikan paparan, ternyata memang teknologi ini di rakit untuk jadi jawaban atas tantangan urusan sampah saat ini, " Pungkasnya. (Rd)