Jembatan Cipamingkis di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang biasa digunakan sebagai jalur alternatif pengguna jalan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang kembali ambles dan hanya dapat dilintasi kendaraan roda dua pada satu jalur.

Jembatan Cipamingkis Bekasi


"Sejak ambles setahun lalu tidak kunjung diperbaiki secara tuntas. Sudah tiga kali ambles padahal, bergantian titik amblesnya. Kami mohon agar segera diperbaiki secara permanen," kata warga sekitar Noval Saputra (20), Jumat.


Dia mengatakan kejadian ambles di sekitar jembatan itu disebabkan perbaikan tidak secara menyeluruh, hanya dilakukan pada permukaan jalan sedangkan turap pada sisi sungai tidak dibangun sehingga mengakibatkan tanah terus tergerus derasnya aliran sungai yang memicu longsor.

Menurut dia titik ambles yang terbaru ini sudah terjadi sejak setahun lalu. Ketika aliran sungai begitu deras hingga mengikis tanah yang mendasari jalan. "Sampai sekarang belum juga dibetulkan, begini saja," katanya.

Camat Cibarusah Muhamad Kurnaepi mengakui kondisi Jembatan Cipamingkis makin mengkhawatirkan. Penutupan satu jalur pun terpaksa dilakukan untuk menghindari ambles makin meluas. "Memang kondisinya hingga saat ini dilakukan penutupan pada salah satu ruas jalan, atas dasar pertimbangan yang dilakukan Muspika Kecamatan Cibarusah. Terakhir kami lakukan peninjauan untuk melihat kondisi terkini sisi sebelah timur menuju Desa Sirnajati yang mengalami longsor. Dikhawatirkan semakin parah dan membahayakan bagi masyarakat," katanya.

Saat ini ruas jalan dari arah Jalan Raya Cibarusah menuju ke arah tiga desa yakni Desa Sirnajati, Desa Ridogalih, dan Desa Ridomanah tidak dapat dilalui dengan efektif terutama kendaraan besar karena pada sisi jalannya dilakukan penutupan akibat longsor.

Sejak ditutupnya salah satu ruas jalan tersebut, kendaraan besar yang ingin melewati akses jalan tersebut, terpaksa harus memutar melewati Kabupaten Bogor. "Terpaksa memutar demi menghindari hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Menurut Kurnaepi, Pemerintah Kabupaten Bekasi sebenarnya sudah berkirim surat ke Kementerian PUPR dan BBWS Citarum terkait kondisi tersebut namun belum ada tindak lanjut hingga saat ini. Padahal surat tersebut telah dikirimkan sejak akhir tahun lalu.

"Ya, tujuh bulan lalu Pemkab Bekasi melalui Dinas Bina Marga sudah berkirim surat ke Kementerian PUPR dan BBWS Citarum, kita masih menunggu tindak lanjutnya hingga saat ini, karena jalan ini tidak beroperasi secara efektif dan banyak kekhawatiran kita terhadap keselamatan masyarakat," katanya. Dirinya berharap agar kondisi tersebut dapat segera direspon oleh pihak terkait sebelum semakin parah. Terlebih saat ini curah hujan masih terjadi sehingga dikhawatirkan terjadi longsor yang lebih luas seperti pada beberapa waktu lalu.

"Iya kalau hujan dan arus sungai deras bisa jadi bertambah parah, makanya masyarakat berinisiatif untuk menutup jalan yang longsor itu. Kendaraan harus bergantian lewat, dijaga oleh masyarakat sehari-hari," katanya.

Kurnaepi mengaku berdasarkan hasil realisasi Musrenbang tahun ini, nantinya infrastruktur jalan menuju Desa Sirnajati akan dilakukan perbaikan namun dengan kondisi tersebut, dikhawatirkan kendaraan besar yang akan digunakan untuk melakukan perbaikan jalan, tidak dapat melalui Jembatan Cipamingkis tersebut.

"Kalau tidak segera diperbaiki takutnya nanti ketika realisasi perbaikan infrastruktur jalan jadi terhambat akibat longsor tersebut," kata dia.