Pemerintah saat ini sedang gencar dalam penanggulangan stunting pada anak dengan melakukan berbagai kegiatan dan program demi menekan angka kasus stunting.
Foto : Kegiatan Launching BAAS di Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel Bersama Wabup dan Dandim 0604/Karawang


Bersama Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepulloh dan Forkopimda, Dandim 0604/Karawang Launching Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS, red) Grebek Stunting di Gedung Gelanggang Olahraga, Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel pada Kamis (28/07/22). 

Program BAAS sendiri, merupakan gagasan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai upaya pencegahan stunting yang diarahkan mendapat support oleh seluruh jajaran TNI AD, Pemerintah, dan Masyarakat.
Foto : Kegiatan Launching BAAS di Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel Bersama Wabup dan Dandim 0604/Karawang

Dandim 0604/Karawang, Letkol Kav Makhdum Habiburrahman yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting menekankan perlunya menggalang komitmen lintas sektor untuk mendukung pencegahan stunting. 

Disampaikan Dandim 0604/Karawang, Letkol Kav Makhdum Habiburrahman, Program BAAS ini lebih diutamakan untuk memperhatikan bayi usia dua tahun (Baduta), karena di usia tersebut, stunting bisa dicegah, program BAAS ini juga dilakukan dengan sifat gotong royong dan dipikul bersama.
Foto : Kegiatan Launching BAAS di Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel Bersama Wabup dan Dandim 0604/Karawang

“Alhamdulillah, hasil kesepakatan kemarin kita rapat ada 578 anak stunting yang perlu dibantu di wilayah Karawang, kemudian kita juga sudah merapatkan bagaimana mekanisme penyaluran atau penurunan anak stunting ini, jadi semua berkolaborasi bukan hanya BKKBN dan Dinas Kesehatan saja, tapi semua OPD harus bekerjasama untuk menurunkan angka stunting,” ucapnya.

Masih kata Dandim, kasus stunting ini penting untuk kita fokuskan, karena masa depan harus jauh lebih baik, kita lakukan edukasi dan kampanye dari mulai calon pengantin hingga ibu hamil agar anak mereka tidak stunting.

"Tentunya jangan sampai ke depan Indonesia hilang generasi, karena dengan membiarkan stunting anak-anak kecil kita tidak akan terasa sekarang, tapi nanti mungkin 20-30 tahun ke depan, apabila kasus stunting tidak diatasi maka kualitas warga negara kita ke depan tidak bagus," pungkasnya.

Sementara itu mewakili Bupati, Wakil Bupati Karawang, Aep Syaipulloh mengatakan pihaknya bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan (Forkopimda, red) Kabupaten Karawang kompak melakukan upaya pencegahan stunting. 

Gerak cepat Forkopimda Kabupaten Karawang untuk menurunkan prevalensi stunting itu juga diwujudkan dengan perintah langsung dari Kasad, Jendral TNI Dudung Abdurrohman.

“Alhamdulillah hari ini diprakasai oleh Jenderal Dudung, kami pemerintah daerah bersama Forkopimda Kabupaten Karawang betul-betul kompak dalam upaya pencegahan stunting,”ujarnya.

Upaya tersebut, lanjut Wabup, tidak hanya diberikan kepada ibu hamil saja, melainkan juga mulai dari hulu hingga ke hilir, mulai dari remaja perempuan hingga calon pengantin.

“Intinya ibu Bupati pun menginginkan dimana stunting ini juga tidak bisa hanya diberikan terhadap ibu yang hamil saja, melainkan mulai dari remaja perempuan yang kita berikan vitamin penambah darah agar terhindar dari anemia atau kurang darah hingga ke calon pengantin dimana kita berkolaborasi dengan Kemenag dalam memberikan edukasi pra nikah tentunya.

"Yang terpenting adalah pencegahan dengan jalan edukasi bagi para orang tua balita, bahkan dari calon pengantin,”kata Wabup yang juga ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Karawang.

Usai meresmikan launching tersebut, Forkopimda Kabupaten Karawang, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang dan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Ciampel meninjau langsung lokasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) (Rd)