Petani Kopi Karawang menyapa masyarakat melalui Live Talkshow di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Sturada 89,4 FM Karawang pada Selasa (12/7/2022).


Hadir sebagai narasumber yakni, Petani Kopi Karawang, Aang Sobandi didampingi Admin Kopi Karawang, Wanwan Fadilah menjelaskan seputar kopi yang ada di Kabupaten Karawang.

Wanwan mengatakan, saat ini bisnis kedai kopi sangat menjanjikan karena sekarang khususnya disekitar karawang katanya tempat pendidikan sudah banyak dan disamping itu banyak juga anak muda yang butuh nongkrong santai sambil menunggu senja di kedai kopi.

“Bisnis kopi ini menjanjikan, karena sekarang tempat-tempat pendidikan, perkantoran bahkan industri sudah banyak, di sisi itu kan pasti butuh nongkrong, dengan fenomena mereka yang ingin meraih senja, tempat aktualisasi dan improvesisasi itu di kedai kopi,” ucapnya.

Untuk jenis kopi yang ditanam di daerah Karawang, lanjut dia, untuk di wilayah Kabupaten Karawang jenis kopi yang ditanam yakni kopi robusta dan liberika

“Jenis kopi yang ditanam di Karawang, jenis kopi robusta, adalagi di Karawang juga tumbuh khusus kecamatan Ciampel jenis kopi liberika,” ucapnya.

Dia menambahkan, untuk pasarnya pada saat ini sangat berpotensi lantaran media untuk promosi banyak dan lebih mudah mempromosikannya

“Kalau dikita praktisi di kedai biasanya ada 2 tipe, dia yang belanja langsung ke petani atau dia juga nyambi sebagai prosesor, sisanya, karena zaman sekarang modern, anak-anak sudah share grup, atau marketplace,” ucapnya.

“Jadi sekarang marketnya si bagus dan lebih terbuka, cuma memang banyak kesempatan yang memang kita tidak bisa tembus, kaya dulu ada yang mau beli dari Singapura, Cuma tidak sanggup, karena waktu itu terkait produksi rendah, kita tidak bisa buru-buru, dan mesin kan juga belum ada, jadi lepas,” imbuhnya.

Sementara itu, Aang menjelaskan, luas areal perkebunan Kopi di Kabupaten Karawang sekitar 657 hektar, di wilayah Kecamatan Ciampel seluas 8 hektare khusus liberika dan 649 hektare perkebunan robusta dan itu berada di kawasan Gunung Sanggabuana.

Kemudian, lanjut dia, untuk menentukan biji kopi dengan kualitas baik pada saat diroasting biji kopi itu harus dalam keadaan utuh, dan tidak retak.

“Standar baku mutunya kalau mau masuk kafe, saat di roasting itu pertama bijinya itu harus dalam keadaan utuh, tidak retak, karena biji kopi ada yang bolong nanti hasil roastingnya keliatan, dari warna, aroma. Jadi ketika datang barang kita liat berapa persen pecah pecahnya. Karena kalau di kafe itu pasti memilih yang prima, yang bijinya utuh, matangnya sempurna, biasanya juga dibelah dilihat dalamnya seperti apa,” ungkapnya.

Menurutnya, untuk mendapatkan biji kopi dengan mutu yang baik maka pasca panen yang dilakukan harus melalui Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang berlaku.

“Sebelumnya kalau kita bicara dunia pertanian, salah satu kunci kopi bagus, yang terbaik di pasca panennya harus juga dengan standar SOP dari SNI,” ujarnya.

Untuk mengolah sampai ke green bean, kata dia, kopi di karawang ini memiliki beberapa Unit Pengolahan Hasil (UPH) mulai dari pembenihan sampai pada tahap roasting. Di Kabupaten karawang ada sekitar 5 prosesor yang mengkhususkan diri untuk memproses buah kopi menjadi green bean.

“Di karawang ini ada beberapa UPH, di situ biasanya dikenal, kalo di kopi itu ada yang breeder (pembenihan), lalu ada yang budidaya (petani asli) dia biasanya menjual ceri yang merah, adalagi prosesor, dia yang memproses kopi dari yang baru matang dari petani yang masih cerinya sampai ke green bean. Nah, setelah prosesor, lanjut keatasnya ada roastery, dia hanya tukang nyangrai saja, dari situ barulah masuk ke kafe-kafe atau ke produk-produk yang siap saji,” katanya. (diks)