Guru berstatus PNS semakin krisis. Beberapa diantara mereka sudah banyak yang pensiun dan rendahnya formasi CPNS guru yang di buka setiap tahunnya membuat jumlah guru PNS semakin minim. 

Dibukanya peluang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) di harapkan bisa membuka banyak formasi terserap banyak di tahun 2022 ini.
Foto : Suganda S.pd, Ketua PGRI Kecamatan Tempuran

Ketua PGRI Cabang Tempuran Ganda S.pd mengatakan, jumlah PNS guru diakuinya semakin tipis. Itu karena, selain banyak yang ditinggal pensiun, juga akibat seleksi CPNS guru yang selalu sedikit formasinya setiap tahun. Akibatnya, khusus di Tempuran saja, dari 32 SD, jumlah PNS hanya 113 orang dimana 32 diantaranya adalah Kepala sekolah, sementara honorer jumlahnya tidak sebanding, karena lebih banyak di kisaran 151. 
Atas kondisi ini, dengan hadirnya 24 P3K baru tahun ini, dirasa masih belum cukup, karena masih banyak sekolah yang justru lebih banyak honorernya.

"Di SDN Pancakarya 2 saja misalnya, dari jumlah siswa 470, guru PNS hanya dua orang, yaitu saya sebagai Kepsek dan satu lagi guru. Sementara honorer belasan, ini gak sebanding. Ya minimalnya kita garap di dorong agar balance lah antara jumlah PNS/P3K dengan honorer dengan serapan formasi yang lebih banyak di setiap sekolah, " sarannya, Kamis (14/7/2022). 

Lebih dari itu, ia berharap agar honorer, khususnya yang sudah ikut seleksi PPPK tahun sebelumnya dan lolos passing grade, bukan saja di jadikan sebagai pelamar prioritas yang kemudian kembali di tes umum bersama pendaftar baru, tetapi juga harus menjadi prioritas pengangkatan PPPK. Sebab, poin nilai PPG, Guru Induk dan sertifikasi acapkali membuat kecemburuan satu dengan yang lainnya.

"Sekarang harus PPG, kemarin yang muda-muda mah ikut, tapi yang honorer tua, jangankan ikut PPG, daftar saja di tes tidak lolos, sementara mereka mengabdi puluhan tahun dan menghitung tahun usia pensiunnya. Ini yang diharapkan bisa jadi perhatian pemerintah, " Harapnya. (Rd)