Badan Pusat Statistik  (BPS)  mengungkapkan stok Kedelai yang menipis menjadi penyebab kenaikan harga tahu dan tempe dalam tiga bulan terakhir.


Foto : Makanan Tempe dan tahu

Data BPS menyebutkan harga tahu saat ini dibanderol Rp11.680 per kilogram (kg), naik 12,4 persen (yoy) atau 2,12 persen dibandingkan bulan lalu (month to month/mtm).


Sedangkan tempe dibanderol dengan harga Rp12.949 per kg, naik 13,56 persen (yoy) dan naik 2,13 persen (mtm).

"Kenaikan harga tahu dan tempe karena stok kedelai dalam negeri yang menipis, dan realisasi impor kedelai juga lambat," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS Setianto dalam konferensi pers, Kamis (1/12).


Harga tahu memang naik sejak September 2022 yang tercatat Rp11.330 per kg, dan naik menjadi Rp11.438 per kg di Oktober dan naik lagi bulan lalu.


Begitu juga dengan harga tempe, pada September Rp12.421 per kg, naik jadi Rp12.682 per kg pada Oktober, dan November naik lagi.

"Jika dilihat secara tahunan, harga komoditas tahu meningkat sebesar 12,43 persen dan tempe sebesar 13,56 persen," jelasnya.


Selain pasokan yang menipis, Setianto mengatakan harga kedelai dunia yang masih tinggi turut mempengaruhi harga tahu dan tempe di dalam negeri. Pasalnya, Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi stok kedelainya.


"Kenaikan harga kedelai dunia berdasarkan Chicago Board on Trade (CBOT), tren kenaikan harga kedelai impor terjadi sejak September 2022," pungkasnya. (***)