Breaking News
---

Bupati Rudi Sebut Batik Impor Menggilas Produk Batik Tradisional Garut

Bupati Garut Rudy Gunawan mengakui masuknya batik impor printing dengan harga jual yang sangat murah telah merontokan kelangsungan para pengrajin batik tradisional yang telah menjadi produk kearifan lokal Garut khususnya.

"Kami ingin menyelsaikan persoalan yang berhubungan dengan batik ini,namun apalah daya, derasnya batik imfor china ke Indonesia, telah merusak harga jual batik lokal,"katanya, di Setda Garut, Selasa (3/10/2023).

Ia menyampaikan, harga batik printing china ini yang mirip seperti batik sutra dan dikemas denganntehnologi sedemikian rupa dijual dengan harga 16 ribu rupiah permeternya, sehingga masyarakat bisa mendapatkan baju batik hanya dengan harga 30 ribu rupiah per buahnya.

"Harga batik tulis di Garut ini mencapai 1.2 juta rupiah, sehingga dengan harga segitu cukup berat pangaa pasarnya dan tidak bisa bersaing dengan batik imfor china,"jelasnya.

Jadi, menurut Rudy, strategi pasarnya lebih membidik kepada pecinta batik tradisional yang rata rata segmen pasarnya menengah keatas.

Bupati Garut Rudy Gunawan

"Harga batik Garutan ini sudah banyak diminati oleh pecinta batik yang tau kualitasnya di eropa,dari harga 1,2 juta rupiah perbuahnya, bisa dijual dengan harga 3,6 juta rupiah,"katanya.

Rudy mengatakan, pengrajin batik di Garut saat ini terus mengalami penurunan dari tingkat penghasilannya, sehingga banyak yang gulung tikar.

"Jumlah pengrajin batik saat ini sedikit, mereka untuk mengerjakan satu helai batik tulis tradisional ini memerlukan waktu 1,5 bulan dengan harga jual batik yang 1.2 juta keatas, sementara pendapatannya hanya sekitar 800 ribu rupiah perbulannya,"pungkasnya.(*)


Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan