Joe Biden Sebut Konflik Israel-Hamas Perlu Jeda
Presiden AS Joe Biden menyatakan perlu 'jeda' dalam konflik Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza. Pernyataannya keluar setelah seseorang menginterupsi pidatonya di acara kampanye penggalangan dana di Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (2/11/2023).
Penginterupsi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Rabi Jessica Rosenberg, mengatakan dia ingin Biden menyerukan gencatan senjata. Dalam penggalan video yang diunggah NBC News, rabi yang ikut menjadi pendengar, berdiri saat Biden tengah menyampaikan pidatonya.
"Tn. Presiden, Anda peduli dengan orang-orang Yahudi. Sebagai seorang rabi, saya ingin Anda menyerukan gencatan senjata sekarang juga,” katanya, mengutip dari NBC News, Rabu.
"Saya pikir kita perlu jeda. Jeda berarti memberikan waktu untuk mengeluarkan para tahanan," kata Joe Biden, merespons interupsi tersebut.
“Saya adalah orang yang meyakinkan Bibi (PM Netanyahu-red) untuk menyerukan gencatan senjata agar para tahanan bisa keluar. Saya adalah orang yang berbicara dengan Sisi (Presiden Mesir-red) untuk meyakinkan dia agar membuka pintu (Rafah),” kata Biden, mengutip dari Anadolu Agency.
Menurut laporan Gedung Putih, pihak keamanan mengawal pelaku keluar yang terus meneriakkan 'Gencatan senjata sekarang'. Peserta lain membalasnya dengan teriakan 'Empat tahun lagi' untuk mendukung Biden.
“Saya memahami emosinya. Ini sangat rumit bagi Israel. Ini juga sangat rumit bagi dunia Muslim. Saya mendukung solusi dua negara, saya sudah mendukungnya sejak awal,” katanya.
Gedung Putih kemudian mengklarifikasi pernyataan Biden bahwa yang dimaksud tahanan itu mengacu pada para sandera di tangan Hamas. Biden sedang berbicara kepada sekitar 200 orang ketika ia menerima interupsi tersebut.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan pada Rabu bahwa komunitas internasional harus 'bersikap tegas' mengupayakan gencatan. Mereka juga harus tulus menegakkan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Sisi menyampaikan pernyataan tersebut dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Menurut pernyataan dari Kepresidenan Mesir, mereka membahas eskalasi militer Israel di Jalur Gaza.
Sisi menekankan penyelesaian masalah Palestina memerlukan penerapan solusi dua negara. Sementara, solusi militer hanya akan membahayakan keamanan dan stabilitas kawasan.
Laporan tersebut juga mengutip Sunak tentang posisi Inggris. Menurut Sunak, Inggris mementingkan perlindungan warga sipil, penyaluran bantuan, dan mencapai gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.(*)