DPR: Kekerasan Politik Terhadap Demokrasi Tak Bisa Ditoleransi
Senin, Juli 15, 2024
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menegaskan, kekerasan politik terhadap demokrasi tidak bisa ditoleransi. Pernyataan tegas politikus Golkar itu, menyoroti insiden penembakan eks Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di tengah masyarakat kita. Kita harus berani melawan segala bentuk kekerasan yang mengancam demokrasi," kata Meutya dalam keterangan persnya, Senin (15/7/2024).
Meutya mengatakan, perbedaan pandangan politik dalam demokrasi merupakan hal lumrah. Oleh sebab itu, insiden penembakan yang terjadi di Negeri Paman Sam seharusnya tidak perlu terjadi.
"Peristiwa penembakan tersebut dapat mengingatkan semua pihak untuk terus menghormati dan menghargai sistem demokrasi, dan perbedaan pendapat. Berharap Donald Trump serta korban lainnya segera pulih," ucapnya.
Tidak lupa, Meutya mengucapkan, belasungkawa dan menyampaikan rasa duka mendalam terhadap para korban. Ia juga mengutuk aksi penembakan yang menimpa Trump saat menyampaikan pidato kampanye di Pennsylvania.
"Mengecam dan mengutuk keras kejadian penembakan mantan Presiden AS serta calon presiden AS. Dari Partai Republik, Donald Trump," ujarnya.(*)