Ini Dampak Minimnya Ketersediaan Guru BK di Sekolah
Pemerhati Pendidikan Prof. Warsito mengatakan, minimnya ketersediaan guru Bimbingan Konseling (BK) di Indonesia berdampak kepada kesiapan dalam melindungi siswaL Selasa (20/8/2024).
"Dampak-dampak yang jelas adalah kaitan dengan kompetensi guru untuk mendeteksi dini perubahan perilaku. Lalu, adanya perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, pada saat sesi konseling berlangsung," kata Warsito.
Menurutnya, dua hal tersebut menjadi penting dilakukan perubahan agar penanganan mampu ditangani sejak dini. Dalam hal ini, pemahaman dunia psikolog untuk kebutuhan konseling sangat diperlukan salam menjaga mentalitas siswa di sekolah.
Ia menyebut, saat ini hanya ada 60 ribu tenaga pendidik konseling yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, jumlah tersebut dirasa masih kurang dalam memenuhi kebutuhan konseling peserta didik di sekolah.
"Idealnya itu 250 ribu yang dibutuhkan di Indonesia saat ini. Tapi dari data yang kami punya, guru BK di Indonesia hanya berjumlah 60 ribu orang," ucapnya.
Terkait minimnya jumlah tenaga konseling yang tersebar di Indonesia. Pihaknya juga menyoroti bagaimana tenaga pendidik bisa memberikan edukasi tentang kekerasan fisik, psikis, hingga seksual kepada siswa.
"Program pengenalan ini juga diberikan pada saat kegiatan pengenalan peserta didik baru. Agar mereka paham secara dini tentang batasan-batasan tersebut," ujarnya.
Ia mengimbau penggunaan infografi dalam menyampaikan edukasi kekerasan fisik lebih efektif dibanding dengan media tulisan. Karena penyampaiannya akan terkesan lebih variatif dan mudah dipahami.(*)