HEADLINE NEWS

Mengapa Perayaan Imlek Identik dengan Hujan? Ini Penjelasannya!

Tidak terasa, hanya menunggu waktunya  , umat Konghucu di seluruh Indonesia akan merayakan Tahun Baru Imlek (Chinese New Year) 2576 Kongzilia, Imlek tahun 2025 jatuh pada tanggal 29 Januari.

Ilustrasi Lampion Imlek 

Tahukah Anda, Tahun Baru Imlek menjadi momentum spesial bagi umat Konghucu seperti hari raya umat agama lain. 

Bagi penganut agama Konghucu, Chinese New Year dimaknai sebagai momentum yang tepat untuk mengucapkan rasa syukur. Dan juga rezeki hingga kebahagiaan. 

Umumnya, rasa syukur umat Konghucu akan semakin bertambah apabila hujan turun pada momentum spesial. Salah satunya adalah hujan yang tidak bisa terpisahkan dari perayaan Imlek setiap tahunnya. 

Lantas, apa kaitannya hujan dengan Imlek? Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perayaab Imlek identik dengan hujan. 

1. Imlek Selalu Bertepatan dengan Musim Hujan

Penetapan Tahun Baru Imlek didasarkan pada penanggalan kalender China. Setiap tahunnya, perayaan Imlek selalu jatuh diantara 21 Januari-21 Februari. 

Pada tahun ini, Imlek 2025 jatuh pada tanggal 29 Januari 2025. Apabila menilik prakiraan musim hujan tahun 2024/2025 dari BMKG, bulan Januari merupakan musim hujan di Indonesia. 

BMKG menjelaskan bahwa puncak musim hujan di Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Januari hingga Februari. Prakiraan tersebut hampir sama setiap tahunnya, di mana puncak musim hujan di Indonesia selalu terjadi pada awal tahun. 

Oleh sebab itulah Tahun Baru Imlek tak bisa dipisahkan dengan musim hujan di Indonesia. Sehingga hujan menjadi ciri khas perayaan Imlek di Indonesia. 

2. Hujan Menjadi Simbol Keberuntungan Budaya di China

Selanjutnya, dalam kepercayaan China atau umat Konghucu, hujan merupakan simbol keberuntungan. Hal ini pernah dibenarkan oleh Wakil Presiden Asosiasi Cairns dan Distrik Tiongkok, Natahan Lee Loong. 

Ia mengatakan bahwa air hujan merupakan simbol keberuntungan di Tiongkok. Artinya, hujan yang turun jelang Hari Raya Imlek adalah tanda keberuntunhan dan kemakmuran di tahun yang akan datang. 

Umat Konghucu percaya bahwa semakin banyak hujan maka semakin berlimpah kemakmuran yang akan datang. Di Indonesia sendiri, hujan pada saat perayaan Imlek sering disebut sebagai pembawa hoki atau keberuntungan. 

3. Air Berkaitan dengan Konsen Yin dan Yang

Selain dipercaya sebagai pembawa keberuntungan, air dalam tradisi China berkaitan dengan konsep Yin dalam Yin dan Yang. Konsep ini juga tercantum pada literatur Association of Asian Studies. 

Konsep tersebut juga mewakili segala aspek yang terkandung di dalam Yin, yakni lambat, lembut, feminim, dingin, basah, menyebar, dan pasif. Konsep Yin ini juga berhubungan dengan bumi, bulan, air, feminitas, dan malam. 

Maka tak heran apabila segala yang berhubungan dengan air, kerap memiliki makna sakral dalam kepercayaan umat agama Konghucu. Terlebih pada perayaan Tahun Baru Imlek, kesakralan tersebut terasa lebih melekat. (*)

Posting Komentar