Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Pemilu Australia: Albanese Cetak Sejarah Baru di Australia

Australia: Anthony Albanese Menangkan Masa Jabatan Kedua, Lawan Politik Tumbang di Tengah Krisis Hidup dan Perubahan Generasi

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mencetak sejarah politik baru dengan memenangkan masa jabatan kedua secara berturut-turut, sesuatu yang belum pernah terjadi selama 21 tahun terakhir di Negeri Kanguru.
Pemilu Australia: Albanese Cetak Sejarah Baru di Australia

Kemenangan ini diumumkan usai pemilu federal Australia pada Sabtu (3/5), yang menunjukkan dominasi Partai Buruh yang dipimpinnya. Berdasarkan proyeksi Komisi Pemilihan Umum Australia (AEC), Partai Buruh meraih 70 kursi dari total 150 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, sementara koalisi oposisi konservatif hanya mampu mengamankan 24 kursi.

Analis pemilu dari Australian Broadcasting Corp., Antony Green, memprediksi Partai Buruh akan memperoleh 76 kursi, cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas. Sementara oposisi hanya berpotensi meraih 36 kursi, jauh dari ambang batas pembentukan pemerintahan minoritas sekalipun.

Pemimpin oposisi, Peter Dutton, mengakui kekalahan dan mengambil tanggung jawab penuh atas hasil buruk kampanyenya. “Kami tidak cukup baik dalam kampanye ini. Itu sudah jelas malam ini, dan saya bertanggung jawab penuh,” kata Dutton. Ia juga mengucapkan selamat kepada Albanese dalam sambungan telepon.

Namun, kekalahan Dutton tak lepas dari berbagai kritik terhadap pendekatan politiknya yang dinilai menyerupai gaya Presiden AS Donald Trump. Dutton bahkan sempat dijuluki “DOGE-y Dutton” oleh kubu Partai Buruh, merujuk pada langkah-langkah pemangkasan anggaran dan janji penggunaan energi nuklir untuk menggantikan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Dalam pidatonya, Albanese menegaskan bahwa rakyat Australia telah menolak politik gaya Amerika yang memecah belah. “Kami melihat upaya menjalankan politik penuh perpecahan, dan saya rasa itu bukan cara Australia,” ujar Albanese.

Pemilu kali ini digelar di tengah krisis biaya hidup yang disebut sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah Australia modern. Laporan dari Foodbank Australia menyebutkan bahwa 3,4 juta rumah tangga mengalami ketidakamanan pangan pada tahun lalu, banyak warga yang melewatkan waktu makan atau mengurangi porsi karena keterbatasan ekonomi.

Bank sentral Australia sempat menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,1% pada Februari lalu sebagai tanda bahwa tekanan ekonomi terburuk mulai mereda. Penurunan lanjutan diperkirakan akan dilakukan dalam pertemuan dewan bank berikutnya pada 20 Mei mendatang untuk mendorong investasi, di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif pemerintahan Trump.

Kemenangan Albanese juga dianggap sebagai respons masyarakat terhadap perubahan generasi dalam politik. Untuk pertama kalinya, pemilih dari generasi muda (di luar Baby Boomers) menjadi mayoritas pemilih di Australia. Hal ini mendorong fokus kampanye pada isu-isu seperti akses perumahan pertama bagi generasi muda.

Meski Partai Buruh sempat memiliki mayoritas tipis sebelumnya, hasil akhir pemilu ini masih membuka kemungkinan terbentuknya pemerintahan minoritas jika terjadi penyesuaian atau penghitungan ulang di beberapa daerah pemilihan.

Albanese juga menuai pujian karena berhasil memperbaiki hubungan dagang dengan Tiongkok sejak pertama kali menjabat pada 2022, yang sebelumnya sempat memburuk dan merugikan ekspor Australia hingga AU$20 miliar per tahun.

Dengan mandat baru ini, Anthony Albanese berjanji akan memperkuat kebijakan ekonomi, mempercepat transisi energi bersih, serta memastikan bahwa setiap warga Australia “tidak tertinggal dalam perubahan zaman.”(*)

Hide Ads Show Ads