Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang
Graz: Sebuah tragedi berdarah mengguncang Austria pada Selasa (10/6/2025). Seorang mantan siswa berusia 21 tahun melepaskan tembakan di SMA BORG Dreierschützengasse, Graz.
Aksi brutal tersebut menewaskan 10 orang dan melukai 12 lainnya sebelum si penembak mengakhiri hidupnya sendiri. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan langsung memicu respons besar dari aparat keamanan.
Menurut AP News, pelaku merupakan warga negara Austria dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Dia membawa dua senjata api yaitu senapan dan pistol yang diyakini dimilikinya secara legal.
Aksi penembakan terjadi di sekolah yang berlokasi sekitar satu kilometer dari pusat kota Graz. Polisi menerima laporan segera setelah tembakan terdengar dan mengerahkan lebih dari 300 petugas untuk mengamankan lokasi.
Dalam waktu 17 menit, situasi dinyatakan terkendali dan pelaku ditemukan tewas di kamar mandi sekolah. Pemerintah Austria langsung merespons dengan menyatakan tiga hari berkabung nasional.
Kanselir Austria, Christian Stocker, menyebut kejadian ini sebagai hari kelam dalam sejarah negara. "Ini adalah tragedi nasional yang mengguncang seluruh bangsa," ujarnya dikutip AP, Rabu (11/6/2025).
Kanselir juga memerintahkan pemasangan bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintahan serta mengheningkan cipta untuk menghormati para korban. Menteri Dalam Negeri, Gerhard Karner, mengatakan sembilan korban tewas di tempat, terdiri dari enam perempuan dan tiga laki-laki.
Sedangkan satu korban lainnya, seorang perempuan dewasa, meninggal di rumah sakit setelah sempat dirawat secara intensif. Sementara 12 orang yang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius.
Palang Merah Austria merespons dengan cepat, mengerahkan 65 ambulans dan 158 staf darurat untuk menangani korban. Selain itu, 40 psikolog disiapkan untuk memberikan pendampingan kepada siswa, guru, dan keluarga korban.
Warga Graz dan sekitarnya juga diimbau mendonorkan darah guna membantu kebutuhan medis yang mendesak. Hingga saat ini, motif di balik aksi brutal mantan siswa tersebut masih belum diketahui dan penyelidikan terus berlangsung.(*)