Tragedi Pedalaman Tasikmalaya: Jalan Rusak, Nyawa Melayang
Tasikmalaya: Sebuah kisah pilu kembali mencuat dari pedalaman Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kokom, seorang warga Kampung Ciamtayan, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, meregang nyawa dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan.
Tragisnya, jasadnya harus dipanggul dengan tandu seadanya oleh warga karena jalan yang rusak parah tak memungkinkan ambulans untuk menjemput.
Kejadian ini menggugah nurani dan menjadi tamparan keras bagi semua pihak, khususnya para pemangku kebijakan.
Di saat sebagian wilayah sibuk membangun infrastruktur megah, ada daerah yang bahkan belum memiliki akses jalan layak untuk keperluan darurat.
Menurut Agus, suami korban, istrinya jatuh sakit secara mendadak. Karena situasi darurat dan tidak adanya kendaraan lain, Agus nekat membonceng istrinya dengan sepeda motor melewati jalan berlumpur dan sempit demi mencapai fasilitas kesehatan terdekat.
"Awalnya istri saya sakit, karena darurat saya langsung inisiatif membawanya naik motor. Tapi di tengah jalan istri saya tiba-tiba panas dingin dan tidak bernyawa lagi," ujar Agus dengan suara lirih.
Setelah Kokom dinyatakan meninggal, warga setempat pun bahu-membahu menandu jenazah melewati jalan sempit dan jembatan gantung untuk membawanya pulang ke rumah duka. Kondisi akses jalan yang buruk membuat mobil ambulans mustahil menjangkau lokasi.
Tragedi ini bukan hanya tentang duka satu keluarga, tetapi tentang realitas kelam infrastruktur di pelosok negeri. Ketika jalan rusak tidak segera diperbaiki, nyawa bisa menjadi taruhannya.
Akses jalan bukan semata-mata soal kenyamanan atau pembangunan, tetapi soal hak dasar manusia: keselamatan. Dan ketika infrastruktur terbengkalai, nyawa manusia bisa jadi harga yang harus dibayar.(*)