Eropa Dilanda Panas Ekstrem Hingga Paris Tutup Sementara Eiffel
Eropa :Wilayah Eropa kini tengah mengalami gelombang panas ekstrem dengan suhu yang mendekati 47 °C, dan belum ada tanda akan mereda. Gelombang panas ini tak hanya menimbulkan hari-hari yang menyiksa, tetapi juga malam-malam tanpa jeda udara sejuk.
Beberapa negara mencatat suhu rekor: Spanyol mencapai 46 °C di Huelva pada 28 Juni, sedangkan Prancis tembus 42 °C di beberapa wilayah.
Di Paris, kondisi darurat suhu ekstrem memaksa penutupan puncak Menara Eiffel sampai batas waktu yang belum ditentukan demi keselamatan pengunjung . Tidak hanya itu, dampak gelombang panas ini juga membuat pemerintah Prancis menutup lebih dari 1.300 sekolah, memberlakukan batas kecepatan kendaraan, serta menyediakan ruang pendingin (cool rooms) dan taman kota yang tetap buka di malam hari sebagai tempat perlindungan warga.
Dilansir dari beberapa media di Eropa seperti BBC dan The Guardian, negara-negara lain turut mengambil kebijakan serupa. Italia melarang pekerjaan outdoor saat suhu puncak, termasuk di wilayah Lombardy dan Emilia-Romagna. Portugal mencatat suhu tertinggi sepanjang Juni, hingga 46,6 °C, memaksa lokasi wisata dan fasilitas rekreasi menutup sementara. Spanyol juga memberlakukan status darurat dan menyiapkan pusat distribusi air serta pendinginan publik .
Gelombang panas ini menyebabkan gangguan layanan publik, mulai dari penutupan sekolah, pembatasan lalu lintas, penghentian sementara layanan kereta api, bahkan pemadaman listrik. Kondisi ini meningkatkan risiko kebakaran hutan di Turki, Yunani, dan negara-negara lainnya .
Dengan gelombang panas yang belum mereda, wisatawan dan warga diimbau untuk:
Menunda kunjungan ke destinasi outdoor seperti Menara Eiffel.
Memanfaatkan fasilitas pendingin publik.
Selalu menjaga hidrasi dan hindari paparan matahari langsung di siang hari.(*)