Dukung Investasi Hijau, Menko AHY Resmikan IISF 2025
Jakarta: Menko Infrastuktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meresmikan Indonesia Internasional Sustainability Forum (IISF) 2025. IISF hadir sebagai upaya pemerintah untuk mendukung investasi hijau dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
 |
| Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, Menko Infrastuktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Kadin, Anindya Bakrie saat ditemui wartawan usai peresmian Indonesia Internasional Sustainability Forum (IISF) 2025, Jakarta Internasional Convention Center, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2025) (Foto:) |
"Kita berbicara masa depan negara, baik dari diplomatik maupun dunia usaha. Tidak hanya memajukan ekonomi, tapi menjaga bumi tetap lestari," kata AHY usai peresmian forum IISF 2025, di Jakarta Internasional Convention Center, Jumat (11/10/2025).
Menurutnya, diperlukan perubahan sejumlah aspek untuk menjaga pembangunan infrastruktur di masa depan. Lantaran, infrastruktur merupakan tulang punggung kemajuan nasional.
Pandangan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan dan energi sebagai pilar utama keberlanjutan. Dalam membentuk hal itu, lanjut dia, diperlukannya sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif bersaing pada teknologi serta investasi.
"Itu semua membutuhkan sumber daya manusia yang kompetitif. Mereka harus siap pada teknologi serta investasi," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika sumber daya manusia (SDM) dapat berjalan secara optimal, maka Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya pada APBN. Menurutnya, kemandirian SDM yang produktif akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat daya saing nasional.
Hal senada juga disampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani. Menurutnya, forum ISFF 2025 hadir tidak hanya menekankan pada ekonomi hijau berkelanjutan, namun juga terciptanya transisi energi bersih.
"Dalam mendiskusikan hal itu, kita akan berbicara bersama 11.000 peserta dari 53 negara. Menjadikannya forum aksi iklim terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah COP," kata Rosan.
Forum tersebut juga berhasil memfasilitasi 12 nota kesepahaman (MoU) di sektor transisi energi dan dekarbonisasi. Sekaligus menghubungkan berbagai proyek strategis dengan sumber pembiayaan baru.(*)
