Jasadnya terdampar di bibir pantai Selat Bali, dekat Pelabuhan Gilimanuk. Penemuan jenazah tersebut bermula dari laporan nelayan setempat kepada tim SAR dan kepolisian.
Meskipun kondisi jenazah sudah tidak utuh, tim menemukan sejumlah barang bukti identitas vital di dalam tas yang melekat pada tubuh korban, termasuk Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan kartu ATM.
Adik korban, Zakhiyah, membenarkan bahwa jasad yang ditemukan adalah kakaknya. Ia memastikan identitas korban dari barang-barang pribadi tersebut, yang kemudian dikuatkan oleh tes forensik.
“Kami mengenali dari KTP, SIM, dan ATM yang masih ada di dalam tas. Setelah hasil tes DNA juga cocok, kami yakin itu kakak kami,” kata Zakhiyah lirih, Kamis (9/10).
Polisi dan tim SAR segera mengevakuasi jenazah ke rumah sakit di Bali untuk proses identifikasi lebih lanjut. Hasil tes DNA keluarga korban menunjukkan kecocokan mutlak dengan data Muhammad Syakur. Setelah proses identifikasi rampung, jenazah Syakur dipulangkan ke rumah duka di Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, pada Selasa (7/10) malam.
Syakur merupakan satu dari dua warga Pasuruan yang menjadi korban dalam insiden nahas tersebut. Korban Pasuruan lainnya, Mukhlison, telah ditemukan sepekan setelah kapal tenggelam.
Dengan ditemukannya jasad Muhammad Syakur, maka seluruh korban asal Pasuruan dalam insiden tragis KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa 48 korban tewas kini telah berhasil diidentifikasi dan ditemukan.(*)

