![]() |
| Tim Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mempersiapkan bahan semai untuk OMC di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, (Tim OMC BNPB) |
Penambahan kekuatan udara ini dilakukan guna mempercepat penanganan banjir yang tak kunjung surut di Kota Semarang, Jawa Tengah, sekaligus memperkuat mitigasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah sekitar.
Sebelumnya, BNPB telah mengoperasikan satu unit Cessna Caravan PK-SNM. Namun, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengakui bahwa intensitas pembentukan awan yang masif menuntut respons lebih agresif.
"Masifnya pembentukan awan membuat satu armada belum cukup. Karena itu, mulai Kamis [30 Oktober] pesawat tambahan akan dikerahkan dengan cakupan operasi yang lebih luas," ujar Abdul Muhari di Jakarta, Kamis.
'Mempercepat Aliran Air dengan Kendali Udara'
Pesawat kedua ini rencananya akan ditempatkan di Lanud Adi Soemarmo, Solo, yang akan berfungsi sebagai posko OMC untuk wilayah selatan Jawa Tengah.
Strategi ini memungkinkan operasi modifikasi cuaca menjangkau area yang lebih luas dan diharapkan lebih efektif mengendalikan curah hujan, mencegahnya terkonsentrasi di zona-zona yang sudah terendam banjir.
Langkah ini adalah upaya 'tempur' simultan, menggabungkan upaya darat dan udara dalam menghadapi krisis.
“Ketika satgas darat berkejaran dengan waktu di lapangan, di langit kami menambah kekuatan untuk mengatur agar hujan jatuh di tempat yang semestinya,” tegas Abdul Muhari, menggarisbawahi urgensi operasi tersebut.
Data terbaru hingga Rabu sore menunjukkan bahwa banjir masih melumpuhkan sejumlah titik vital, termasuk Jalan Kaligawe Raya dan wilayah Genuk, dengan ketinggian air dilaporkan mencapai 90 centimeter.
BNPB mencatat sebanyak 22.669 jiwa terdampak, memaksa 39 orang mengungsi. Selain itu, musibah ini juga merenggut korban jiwa dengan konfirmasi tiga warga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas terkait banjir.
Tantangan Debit Sungai dan Infrastruktur
Meskipun sejumlah pompa dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), dan BNPB terus beroperasi penuh untuk mendorong air ke laut, debit air dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin dilaporkan masih tinggi akibat curah hujan lebat.
Kondisi diperparah dengan pembacaan radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang yang menunjukkan munculnya awan konvektif dengan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa lokasi.
Menurut BNPB, situasi ini memastikan banjir akan terus menggenangi Kota Semarang, sementara keberadaan proyek infrastruktur seperti tol dan tanggul laut secara tidak langsung turut memperlambat laju aliran air menuju pantai.
Dengan penambahan armada udara ini, BNPB berharap dapat mengoptimalkan upaya percepatan penanganan banjir dan mitigasi bencana hidrometeorologi di masa mendatang.(*)

