Scroll untuk melanjutkan membaca

Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC

Korea: Para pemimpin dari 21 negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) mulai berkumpul di Gyeongju, Korea Selatan, untuk pertemuan yang dimulai sejak Senin (27/10) dan akan berlangsung hingga Sabtu (2/11) pekan ini. (30/10/25).
Foto : APEC Summit

Namun, pembicaraan penting mengenai kerja sama dan liberalisasi perdagangan terancam tertutup oleh isu-isu yang jauh lebih tegang: perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Pertemuan tahunan ini mempertemukan anggota yang secara kolektif mewakili lebih dari 50% PDB global dan merupakan rumah bagi sekitar 2,7 miliar penduduk dunia. Tiga raksasa ekonomi, China, Rusia, dan AS, adalah anggota terbesar dalam forum yang didirikan pada tahun 1989 ini.

Bayang-bayang Tarif Global

Kekhawatiran utama di KTT kali ini adalah dampak dari kebijakan tarif global yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump serta ketegangan perdagangan tingkat tinggi antara Washington dan Beijing. 

Trump tiba di Gyeongju pada hari Rabu (29/10) kemarin , namun ia akan meninggalkan forum sebelum KTT para pemimpin APEC resmi dimulai.

Meskipun demikian, sorotan utama tertuju pada pertemuan tatap muka pertama antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping di masa jabatan kedua Trump. 

Pertemuan ini diharapkan menjadi upaya penting untuk meredakan tensi perdagangan yang telah membebani pasar global.

APEC Mencari Konsensus di Tengah Gejolak

Tujuan utama APEC adalah mendorong kerja sama dan mengurangi hambatan perdagangan serta investasi. Namun, keputusan yang diambil dalam forum ini tidak mengikat, dan mencapai konsensus telah menjadi semakin sulit seiring dengan meningkatnya proteksionisme.

Tuan rumah Korea Selatan berupaya menggunakan forum tahun ini untuk mendiskusikan berbagai topik mendesak, termasuk rantai pasokan global, peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam mendorong lingkungan perdagangan yang adil, serta memajukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP).

"Kami menyadari bahwa gejolak politik dan ekonomi saat ini mengancam kemajuan yang telah kita capai dalam beberapa dekade terakhir," ujar seorang Diplomat Senior yang terlibat dalam persiapan KTT.

 "Keputusan APEC mungkin non-bindiing, tetapi suara ke-21 ekonomi ini suara separuh dunia sangatlah menggema. Kami berharap para pemimpin dapat menepikan perbedaan demi sebuah komitmen bersama, atau kita semua akan kehilangan momentum ini."

Agenda: Dari AI hingga Kesetaraan

Di luar isu perdagangan, agenda APEC juga mencakup upaya adaptasi terhadap perubahan digital, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), energi berkelanjutan, ketahanan pasokan pangan, respons terhadap pergeseran demografi, dan peningkatan kesempatan bagi perempuan serta penyandang disabilitas.

Bagi Korea Selatan, KTT ini juga merupakan kesempatan emas. Presiden Lee Jae Myung tidak hanya menjamu Trump dan Xi untuk kunjungan kenegaraan tetapi juga berharap dapat memajukan kesepakatan dagang bilateral dengan AS. 

Bahkan, Presiden Lee sempat menyarankan agar Trump memanfaatkan kunjungannya untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meskipun belum jelas apakah pertemuan high-stakes itu benar-benar akan terwujud.

Para analis sepakat, hasil dari pertemuan puncak di Gyeongju ini akan diawasi ketat sebagai barometer kesehatan ekonomi global dan sinyal apakah kekuatan-kekuatan besar mampu menemukan landasan bersama untuk masa depan perdagangan bebas.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
  • Nasib 50% Ekonomi Global di Tangan Trump dan Xi Jinping di KTT APEC
Posting Komentar
Tutup Iklan