Peru Nyatakan Keadaan Darurat Setelah Protes Mematikan
Lima: Pemerintah interim Peru mengumumkan akan menyatakan keadaan darurat di Ibu Kota Lima menyusul protes kekerasan dipimpin kaum muda. Bentrokan tersebut telah menewaskan satu orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, seperti dilansir dari Anadolu, Sabtu (18/10/2025).
Kerusuhan ini pecah setelah mantan Presiden Dina Boluarte dimakzulkan, memicu kemarahan luas di masyarakat terkait korupsi dan meningkatnya kejahatan. Perdana Menteri baru, Ernesto Alvarez, menyatakan bahwa pemerintah akan memberlakukan keadaan darurat.
Keadaan darurat ini mencakup seluruh wilayah Metropolitan Lima. Protes di dekat gedung Kongres berubah menjadi bentrokan mematikan antara demonstran dan polisi.
Selain korban tewas, sedikitnya 113 orang mengalami luka, termasuk 84 petugas polisi, ketika demonstran mencoba menembus penghalang keamanan. Ribuan pengunjuk rasa muda, tergabung dalam gerakan Generasi Z, menuntut tindakan tegas terhadap korupsi, pemerasan, dan kekerasan terkait geng.
Ketidakpuasan sosial dan politik terus meningkat di Peru. Baik pemecatan Boluarte maupun pemilihan Presiden interim Jose Jeri gagal meredakan ketegangan di masyarakat.
Penunjukan Kabinet baru yang dipimpin Alvarez semakin menambah ketegangan. Sebelumnya, Alvarez memicu kontroversi karena menyamakan demonstran Generasi Z dengan teroris di media sosial.
Situasi ini menandai eskalasi ketegangan politik dan sosial yang signifikan. Hal ini memperlihatkan tantangan serius bagi pemerintah interim dalam memulihkan stabilitas di Lima.(*)

