Hari Ini, IHSG Tembus Rekor Baru di Level 8.318
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencapai rekor baru pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025).
IHSG naik 0,93 persen atau 76,62 poin ke level 8.318,53 yang merupakan level tertinggi sepanjang masa (all time high).
IHSG yang semula dibuka di zona merah melesat ke zona hijau setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025. Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 secara tahunan hanya sebesar 5,04 atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Namun, pertumbuhan itu sedikit di atas estimasi pasar sebesar 5 persen," kata Tim Analis Phintraco Sekuritas. Secara umum pasar memang telah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Investor berharap pertumbuhan ekonomi akan berakselerasi kembali pada triwulan IV 2025 seiring trend penurunan suku bunga. "Ini ditopang oleh stimulus dari pemerintah serta liburan akhir tahun yang berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat," ucap Tim Phintraco.
Sebanyak 302 saham harganya naik, 373 saham harganya turun, dan 280 saham stagnan. Saham sektor bahan baku, teknologi dan finansial naik tinggi dan menjadi pendorong penguatan IHSG.
Bursa juga menerima aliran masuk modal asing dengan beli bersih (net buy) oleh investor asing sebesar Rp1,22 triliun. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BBCA, BRMS, TLKM, BMRI, dan COIN.
Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 34,48 miliar lembar saham, dengan frekuensi perdagangan 2,18 juga kali transaksi. Total nilai perdagangan tercatat sebesar Rp18,48 triliun dan kapitalisasi pasar menjadi Rp15.127 triliun.
Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan bursa saham Asia justru ditutup melemah. Yang paling tajam indeks KOSPI Korea Selatan, turun 2,85 persen, dan Nikkei 225 Jepang turun 2,50 persen.
"Bursa saham di Asia tertekan oleh aksi jual saham-saham sektor teknologi yang berhubungan dengan kecerdasan buatan," kata Phillip Sekuritas. Sebelumnya pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya "bubble" di pasar saham karena mahalnya valuasi saham-saham teknologi.
Sektor teknologi selama ini menjadi trend kenaikan pasar modal. Perusahaan teknologi dengan kapitalisasi pasar besar seperti Nvidia dan Microsoft berpengaruh besar pada arah pergerakan bursa.(*)

