Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Hari ini, Meski Dibuka Melemah, Rupiah Diyakini Berpeluang Kuat

Karawang : Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini. Data Bloomberg menunjukkan rupiah turun 0,27 persen atau 45 poin ke Rp16.699 per dolar AS.

Meski dibuka melemah, Nilai tukar rupiah diyakini berpeluang berbalik menguat di akhir perdagangan. "Hari ini, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS didukung sentimen risk on dari harapan berakhirnya 'shutdown' pemerintah AS," kata Analis Pasar Uang, Lukman Leong, Selasa (11/11/2025).

Lembaran uang rupiah bergambar pahlawan nasional (Foto: Dokumentasi Bank Indonesia)
Lembaran uang rupiah bergambar pahlawan nasional (Foto: Dokumentasi Bank Indonesia)

Pelaku pasar berani mengambil risiko setelah hasil voting di Senat AS Senin kemarin, mayoritas menyatakan akan mempertimbangkan RUU Pembiayaan. Sehingga membuka peluang akan berakhirnya 'shutdown' pemerintah AS yang menggangu aktivitas tenaga kerja dan rilis data ekonomi.

"Investor sekarang sedang menantikan data penjualan ritel Indonesia yang tidak jadi dirilis Senin," ucap Lukman. Ia memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini berada di kisaran Rp16.600-Rp16.700 per dolar AS.

Pada perdagangan hari Senin kemarin, rupiah bergerak menguat dan ditutup di posisi Rp16.654 per dolar AS. Pergerakan rupiah Senin kemarin dipengaruhi oleh spekulasi pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga the Fed

Di dalam negeri, nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Oktober yang meningkat. Berdasarkan data BI, IKK Oktober sebesar 121,5, lebih tinggi dibandingkan IKK September sebesar 115.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto mengingatkan masih adanya risiko volatilitas nilai tukar. "Tekanan terhadap rupiah dalam jangka pendek meningkat seiring kenaikan indeks dolar AS," ucap Rully.

Indeks dolar AS hari ini kembali menguat ke level 99,68. "Kami menilai stabilitas rupiah perlu menjadi prioritas utama untuk mempertahankan kepercayaan pasar," ujarnya.

Menurut Rully, ketidakpastian global masih tinggi dan kondisi ini dapat mendorong indeks dolar AS semakin kuat. "Stabilitas nilai tukar rupiah saat ini ditopang oleh peningkatan cadangan devisa Indonesi sebesar USD1,2 miliar di bulan Oktober," kata Rully menutup analisisnya.(*)

Hide Ads Show Ads