Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Militer Israel Lancarkan Gelombang Serangan Udara di Lebanon Selatan

Militer Israel Klaim Cegah Hizbullah Persenjataan Ulang, Langgar Gencatan Senjata.

Rudal Israel meledak di kota Tayr Debba, Lebanon selatan.( Foto: EPA / Wael Hamzeh)

Karawang : Militer Israel melancarkan gelombang serangan udara di Lebanon selatan pada Kamis (Waktu setempat), menargetkan tiga kota meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang berlaku dengan kelompok Hizbullah.

Serangan tersebut diklaim sebagai upaya untuk mencegah kelompok bersenjata itu mempersenjatai diri kembali.

Pesawat tempur Israel menghantam kota-kota Kfar Dounine, Tayr Debba, dan Zawtar al-Sharqiya, sekitar satu jam setelah peringatan evakuasi dikeluarkan kepada penduduk setempat. Sejauh berita ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Pelanggaran Gencatan Senjata dan Peringatan Evakuasi

Serangan ini terjadi kurang dari setahun setelah kesepakatan gencatan senjata ditandatangani antara Hizbullah dan Israel, yang mengakhiri 13 bulan pertempuran.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hizbullah diwajibkan untuk melucuti senjata, kedua pihak harus menghentikan baku tembak, dan Israel harus mundur dari wilayah Lebanon meski Israel masih mempertahankan lima posisi di Lebanon.

Juru bicara militer Israel merilis peta bangunan yang akan dijadikan target sebelum serangan, meminta warga untuk menjauh setidaknya 500 meter. Juru bicara itu mengklaim bahwa bangunan tersebut merupakan bagian dari infrastruktur militer Hizbullah.

Meskipun Israel hampir setiap hari membombardir Lebanon, serangan pada hari Kamis kemarin dinilai tidak biasa karena intensitasnya dan didahului dengan peringatan evakuasi.

Klaim dan Tanggapan Resmi

Serangan udara itu terjadi beberapa jam setelah Hizbullah mengirim surat terbuka kepada pemimpin Lebanon, menyatakan komitmennya pada gencatan senjata tetapi menegaskan memiliki "legitimate right" (hak yang sah) untuk melawan apa yang mereka sebut "Israeli occupation" (pendudukan Israel). Hizbullah sendiri baru sekali menembak Israel sejak penandatanganan gencatan senjata pada Desember 2024.

Para pejabat Israel belakangan ini menuduh Hizbullah berupaya membangun kembali kemampuan militer mereka di Lebanon setelah mengalami kerugian besar akibat perang.

"Israel will continue to defend all of its borders, and we continue also to insist on the full enforcement of the ceasefire agreement between Lebanon and Israel," (Israel akan terus mempertahankan semua perbatasannya, dan kami juga terus menuntut penegakan penuh perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel), ujar juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, kepada wartawan Kamis (6/11) . Ia menegaskan Israel tidak akan membiarkan Hizbullah memulihkan kemampuan militernya.

Pemerintah Lebanon sendiri telah berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah dan memastikan monopoli senjata berada di tangan negara.

Pemerintah Lebanon mengklaim telah melucuti sekitar 85% dari gudang senjata Hizbullah di Lebanon selatan dan menargetkan pelucutan total di area tersebut pada akhir tahun. Namun, Lebanon telah menyatakan bahwa percepatan pelucutan senjata akan berisiko memicu konflik internal (*)

Hide Ads Show Ads