 |
| Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo |
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) triwulan IV 2025.
Perry mengatakan kebijakan moneter saat ini diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas dan ruang dorongan bagi pertumbuhan ekonomi.
Sepanjang Juli hingga September 2025, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali, masing-masing 25 basis poin.
Sehingga, BI-Rate turun menjadi 4,75 persen. Sejak September 2024, total penurunan suku bunga sudah mencapai 150 basis poi
“Penurunan suku bunga membantu menurunkan biaya utang pemerintah melalui penurunan imbal hasil SBN dan memperkuat pemulihan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers KSSK di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 3 November 2025.
Ia menegaskan BI masih membuka ruang pelonggaran lanjutan dengan tetap mencermati perkembangan inflasi, nilai tukar, dan transmisi kebijakan ke sektor rii
Untuk stabilisasi nilai tukar, BI melakukan intervensi pasar valuta asing di dalam negeri melalui transaksi spot, swap, dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Langkah serupa juga dilakukan di luar negeri melalui NDF. Selain itu, BI membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuanga
Pada sisi likuiditas, BI menambah pasokan likuiditas ke pasar melalui operasi moneter.
"Outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turun dari Rp916,9 triliun menjadi Rp706,1 triliun per 27 Oktober 2025, atau berkurang Rp210,8 triliun sejak awal tahun," ujar Perry.
BI juga menurunkan suku bunga fasilitas deposito likuiditas menjadi 3,75 persen untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor rii.(*)
