Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Trump Bertemu 5 Presiden Asia Tengah, AS Bertekad Tandingi Pengaruh Rusia-China

KTT C5+1: Washington Kejar Sumber Daya Kritis, Uranium, hingga Jalur Dagang Baru

Presiden A.S. Donald Trump, Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Senator Jim Risch (R-ID) menghadiri jamuan makan malam bersama para pemimpin
Presiden A.S. Donald Trump, Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Senator Jim Risch (R-ID) menghadiri jamuan makan malam bersama para pemimpin

Karawang : Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjamu para pemimpin lima negara Asia Tengah di Gedung Putih pada hari Kamis (6/11) waktu setempat. Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya AS untuk meningkatkan pengaruh di kawasan yang telah lama didominasi oleh Rusia dan semakin didekati oleh Tiongkok.

Pembicaraan ini berlangsung di tengah persaingan yang kian sengit untuk memperebutkan sumber daya mineral yang melimpah di Asia Tengah. 

Negara-negara Barat berupaya keras untuk melakukan diversifikasi rantai pasokan, menjauhi Moskow dan Beijing.

Secara khusus, AS mengejar kemitraan baru untuk mengamankan mineral kritis, energi, dan jalur perdagangan darat yang melewati rival geopolitiknya.

Platform C5+1 Jadi Kunci Strategi AS

Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari platform yang dikenal sebagai C5+1, yang diluncurkan pada tahun 2015. Platform ini menyatukan Amerika Serikat dan lima negara Asia Tengah Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan untuk memajukan kerja sama di bidang ekonomi, energi, dan keamanan. 

Para pemimpin negara-negara ini juga dijadwalkan menghadiri jamuan makan malam bersama Trump di Gedung Putih pada hari Kamis.

Kesepakatan Mineral Kritis Diteken, Fokus pada Uranium dan Tembaga

Di tengah upaya memperkuat hubungan, perwakilan AS dan Kazakhstan telah menandatangani memorandum kerja sama mengenai mineral kritis. 

Informasi ini disampaikan oleh kantor berita Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, meskipun rinciannya belum diuraikan. Pihak Gedung Putih belum memberikan komentar langsung terkait laporan tersebut.

Kawasan Asia Tengah kaya akan mineral dan energi. Kelima negara tersebut rumah bagi 84 juta penduduk memiliki cadangan besar uranium, tembaga, emas, logam tanah jarang, dan mineral strategis lainnya yang sangat penting bagi transisi energi hijau global.

Kazakhstan, sebagai ekonomi terbesar di kawasan, merupakan pemasok uranium terkemuka di dunia, memproduksi hampir 40% dari total output global pada tahun 2024, sementara Uzbekistan termasuk dalam lima besar. Kedua negara ini bersama-sama menyumbang lebih dari separuh produksi uranium dunia sumber daya penting bagi tenaga nuklir AS.

Kutipan Narasumber dan Transaksi Bisnis Strategis

Gracelin Baskaran, seorang direktur di Center for Strategic and International Studies (CSIS), menekankan pentingnya langkah AS ini. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan mengejar keterlibatan antar-pemerintah, serta kesepakatan komersial yang menjamin akses AS ke mineral vital.

"Saat Tiongkok dan Rusia memperkuat kendali mereka atas sistem pertambangan, pemrosesan, dan infrastruktur di kawasan itu, Washington berupaya membangun pijakan nyata melalui proyek-proyek strategis yang ditargetkan," kata Baskaran.

Selain itu, kesepakatan bisnis besar juga akan diumumkan, termasuk perjanjian bagi Boeing untuk menjual hingga 37 pesawat kepada maskapai penerbangan di Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan. 

Sebuah perusahaan AS, Cove Capital, juga akan menambang tungsten di Kazakhstan dengan pendanaan yang didukung oleh pemerintah. Kazakhstan juga dilaporkan akan mengambil langkah simbolis untuk bergabung dengan Abraham Accords, sebuah kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara mayoritas Muslim, menurut seorang pejabat senior AS.(*)

Hide Ads Show Ads