PELITA ON LINE-.Dalam Revitalisasi Pertanian,Perikanan dan Kehutanan serta pemerintah sangat berkepentingan untuk mewujudkan,karena ketiga sektor ini mengurusi hajat hidup orang banyak.Lebih dari setengan jumlah penduduk Indonesia,menggantungkan hidupnya untuk berpropesi di tiga sektor ini,baik sebagai pembuat kebijakan,pelaksanaan kegiatan maupun sebagai pelaku usaha.

Dengan begitu, maka tinggkat kesejahteraan bangsa Indonesia,akan nampak dan akan ditentukan oleh seberapa besar tingkat kesejahteraan masyarakat pertanian.Sehingga Pemerintah sangat antusias untuk menggenjot program pembangunan pertanian.Demi menaikan pendapat perkapita masyarakat Indonesia dan dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan nasional,demi stabilitas politik dan ekonomi bangsa Indonesia.

Dalam Revitalisasi tersebut,sekarang yang perlu dipertanyakan adalah sejauhmana kesiapan SDM Pertanian mensikapi? Bagaimana pula pola pikir,pola kerja dan pola orientasinya dalam mensukseskannya?.Sebuah pertanyaan klasik yang selalu mencuat terhadap setiap program pembangunan,ketika digulirkan kepada masyarakat.

Karena setiap program pembangunan pertanian akan sukses,semua itu bergantung pada SDM pertanian.Karenanya SDM pertanian,merupakan aktor utama dalam menggerkan semua input kegiatan,sebagai sarana (Buka Sebagai Output atau Pendapatan),kedalam program kegiatan menuju tujuan yang diinginkan.

Dengan demikin,SDM Pertanian ke depan,apakah siap mensukseskan atau siap menggagalkan.Inilah sebuah pertanyaan awal yang ditujukan keadaan seluruh komponen SDM Pertanian,sebelum program digulirkan kepada masyarakat.

Kerangka Pengembangan SDM Pertanian.Dalam sebuah survey Lembaga Pengembangan SDM dunia, menyebutkan bahwa pembangunan SDM di Indonesia, masih menduduki peringkat yang diperhatikan dibandingkan dengan Negara llain di dunia.Hal inilah yang menjadi kendala mengapa setiap program pembangunan di berbagaii sektor di Indonesia banyak mengalami permasalahan-permasalahan yang justru tidak meningkatkan kualitas SDM secara keseluruhan.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab diantaranya adalah pemahaman tentang orientasi pengembangan SDM,kemudian pola pikir dan pola kerja didalam menerima amanah program pembangunan.Ditambah lagi dari hasil pengamatan dilapanganan,ternyata teknis pemberdayaannya,upayanya belum maksimal dan belum mengacu pada potensi-potensi manusia,termasuk juga di dalamnya pengembangan SDM pertanian.

Pengembangan SDM Pertanian di negara Indonesia masih ditekankan hal-hal yang bersifat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Berbagai macam pendidikan dan pelatihan dilakuakan dalam rangka hanya untuk mengajar SDM Pertanian di dalam menjalankan program aksi pertanian supaya terampil.

Pengembangan SDM Pertanian yang demikian tersebut di atas masih ada kelemahan-kelemahan,karena tidak disusun kerangka pengembangan SDM Pertanian yang kongkrit. Untuk itu, penulis ingin mengetengahkan kerangka pemikiran, tentang pengembangan SDM Pertanian.Hal ini bertujuan untuk menyederhanakan dan memudahkan pemikiran, bagaimana komponen-komponen input pembangunan pertanian diberdayakan dalam rangka mengejar target yang ingin dicapai.

SDM Pertanian adalah salah satu komponen input yang paling menentukan, dalam mensukseskan setiap program aksi pertanian. Karena SDM Pertanian merupakan subyek pengelola, sedangkan komponen input yang lain merupakan obyek pengelolaan. Inilah teknis penepatan status didalam kompoenen input. Kesalah penepatan status komponen input, merupakan awal kegagalan program pertanian, yang akan dijalankan. Disini terjadi ketidakjelasan peran, tidak ada dinamika untuk menuju keberhasilan yang ingin dicapai, faktor penggerak dan yang digerakan hubungannya tidak jelas.

Untuk itu, SDM Pertanian harus diberikan pengertian dan pemahaman, bahwa perannya sangat sentral, posisinya sebagai sumber penggerak program. Dan inilah apa yang dinamankan pengembangan peran SDM Pertanian.

Pemahaman berikutnya adalah pengembangan potensi SDM Pertanian. Di dalam setiap orang siapapun orangnya, pasti punya poetnsi SDM yang sama yaitu punya kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ).

Ketiga kecerdasan inilah yang harus dipacu dan difungsikan, agar terjadi keseimbangan pemikiran. SQ merupakan buah pemikiran rasa akan ber-Tuhan, EQ adalah pemikiran untuk membangun kebersamaan sesame manusia, IQ adalah pemikiran bagaimana menggali dan mengelola fenomena alam semesta.

Dengan begitu, ketiga kecerdasan ini, apabila diaplikasikan ke dalam program aksi pertanian, ada hukum positif dalam pelaksanaannya dan ini selalu muncul, ketika SDM pertanian terus-menerus diaplikasikan. Untuk mengasah ketiga kecerdasan tersebut, maka perlu dilakuakan dalam kurun waktu 24 jam pada aspek kehidupan sehari-hari.

Kemudian pemahaman selanjutnya, adalah pengembangan pengelolaan komponen input. Di luar SDM Pertanian, yang meliputi : Potensi SDA, Iptek Pertanian, Alsintan, Saprotan, Dana atau Modal, metodologi, Waktu, adalah sarana yang paling vital di dalam mensukseskan program aksi pertanian.

Komponen-komponen input itu merupakan “Bahan Baku”. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, tentu butuh bahan baku yang dibutuhkan, akan terjadi kendala dalam pelaksanaan program, yang ada gilirannya menghasilkan produktivitas yang rendah.

Maka dari itu sikap SDM pertanian dalam mengelola input, selalu mengutamakan kualitas dan mengpungsikannya dengan jelas, ke dalam setiap program aksi pertanian dan disinilah bisa dikatakan, bahwa program pertanian ke dalam ada dinamika yang positif. Dan pengembangan pengelolaan input ini, terus diupayakan secara maksimal oleh SDM pertanian, agar peningkatan prodiktivitas dan pendapat dibidang pertanian selalu meningkat dari tahun ketahun.

Pemahaman yang harus diberikan kepada SDM pertanian berikutnya adalah pengembangan etos kerja.Tahap ini dilaksanakan yaitu pada kegiatan program aksi pertanian, di mana semua komponen input, baik yang berupa subyek pengelolaan yaitu SDM Pertanian untuk selalu berinteraksi secara aktif menunjukan perannya dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Dan semua itu tergantung pada dinamika dan keaktifan SDM Pertanian. Hal yang diharapkan dari subyek pengelola adalah etos kerja keras untuk terus ditumbuhkan, prinsif efektif dan efisien dalam pengelola lebih diprioritaskan, semangat kebersamaan antara SDM Pertanian lebih diutamakan.

Pada tahapan kegiatan inilah yang bisa dijadikan tolak ukur kemampuan kualitas SDM, apakah mau mensukseskan atau menggagalkan setiap program aksi pertanian.

Terakhir adalah pengembangan orientasi, sering kita liha pembangunan pertanian selan ini masih terjebak pada orientasi produksi. Sehingga, pemberdayaan input produksi, termasuk SDM Pertanian, diposisikan sebagai alat produksi, yang dipacu untuk menggenjot target produksi.

Model yang demikian inilah, membuat SDM Pertanian tidak maksimal didalam pemberdayaan ketiga potensi kecerdasan, pola pikir yang menyemangati, adalah hal-hal yang bersifat materi. Untuk itu pengembangannya diarahkan pada satu garis target : prodiksi-pendapatan-nilai kemuliaan.

Dengan nilai-nilai kemuliaan sebagai target yang ingin diraih, maka pola pikir SDM pertanian akan selalu bergerak pada jalur nilai-nilai kemuliaan. Artinya, setiap aktipitas yang akan dijalankan kalau tidak mengandung nilai-nilai kemuliaan, tidak akan mau menjalankan. Prinsip inilah yang harus tumbuh pada diri setiap SDM pertanian.

Dengan demikian maka dipastikan pengembangannya ada dinamika yang positif, bergeraknya lurus kedepan, dan yang lebih penting adalah peningkatan produksi dan pendapatan akan terlampaui.

Karena disini SDM pertanian bergerak dengan penuh antusias dan kerja keras, demi untuk mengejar nilai-nilai kemuliaan, sehingga yang akan terwujud adalah kesejahteraan hidup masyarakat pertanian yang hakiki. Maka dan itu, ke depan, perlunya reorientasi pengembangan SDM pertanian, di dalam mengawal Revitalisai Pertanian, perikanan dan kehutanan.Inilah tahapan-tahapan pengembangan SDM pertanian yang perlu tanamkan pada insan-insan pembangunan pertanian, agar pembangunan dibidang pertanian secara umum, berjelan secara berkelanjutan dan menuju kepada pengembangan SDM pertanian yang komprensif./Hardi Susanto BPP Lumbang Probolinggo/Sinar Tani/Red.