Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Indonesia Incaran Korporasi Global



ImageJAKARTA–PELITAKARAWANG.COM-. Perkembangan ekonomi Indonesia kian menarik di mata dunia. Sejumlah perusahaan global berniat menanamkan modal hingga miliaran dolar di berbagai sektor bisnis. 


Peningkatan daya beli masyarakat, komposisi penduduk yang sebagian besar usia produktif, dan kondisi makroekonomi yang mendukung membuat korporasi global melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi. 

”Makronya cukup mendukung,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Warjawan kepada harian Seputar Indonesia (SINDO) kemarin. Berdasarkan catatan SINDO, sejumlah korporasi global berencana menanamkan modal dalam jumlah besar di Indonesia. 

Produsen ban terbesar asal Korea Selatan, Hankook, misalnya sedang membangun pabrik di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dengan nilai investasi USD1,1 miliar. Selain Hankook, dari Korea Selatan ada pula Pohang Steel Corporation (Posco) yang menggandeng Krakatau Steel untuk membangun pabrik pelat baja dan Lotte Group. 

Nama besar lainnya adalah Mitsubishi, Microsoft,dan Google. Staf Khusus Kepala BKPM Silmy Karim menuturkan, Indonesia memiliki banyak kelebihan dibandingkan negara lain sehingga bisa menarik minat investor asing. 

Kelebihan dimaksud adalah potensi pasar yang menarik akibat besarnya jumlah penduduk, situasi makroekonomi yang stabil, dan ukuran ekonomi yang berkembang cepat. ”Indonesia juga kaya sumber daya alam. Berbagai faktor itu membuat potensi keuntungan berinvestasi di Indonesia sangat besar,”ucapnya. 

Silmy mengatakan, aliran investasi ke Indonesia akan bertambah besar apabila dua persoalan,yakni kondisi infrastruktur dan regulasi yang masih tumpang tindih, bisa dituntaskan. Sejauh ini dia mengakui kedua masalah ini menghambat aliran modal ke Indonesia. 

”Kalau itu bisa diperbaiki, investasi yang masuk akan semakin banyak. Yang penting saat ini adalah angka investasi kita menggembirakan. Buktinya, Posco dan Hankook merealisasikan investasi di Indonesia,”ujarnya. 

Silmy menambahkan, situasi keamanan yang relatif kondusif turut mendorong penanaman modal ke Indonesia. Adapun gonjang-ganjing politik relatif tidak berdampak. ”Yang penting Indonesia aman,”ucap Silmy. 

BKPM memproyeksikan investasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) bersiap masuk ke Indonesia dalam dua atau tiga tahun mendatang. Komitmen investasi itu diketahui saat Indonesia menggelar Forum Ekonomi Dunia Asia Timur (World Economic Forum on East Asia) bulan lalu. 

Dalam forum itu, Kepala BKPM mengklaim mendapatkan komitmen serius dari pabrikan automotif Nissan, Daihatsu,dan Tata Motor India yang berniat melakukan pembangunan pabrik baru di Indonesia. Grup GMR India berniat melirik infrastruktur seperti rel kereta api,bandara, dan pembangkit dengan nilai investasi sekitar USD5 miliar. 

Dari Korea, ada Grup Lotte yang siap masuk. Demikian pula Grup SK yang berniat menanamkan sekitar USD3 miliar–5 miliar. Dari AS, P&G dan General Electric berniat menanamkan investasi ratusan juta dolar AS. Adapun dari Eropa, ada Grup Unilever dan Nestle. 

Sebelumnya,Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, investor melihat Indonesia sebagai tempat yang sangat menarik untuk berinvestasi, terutama jika dibandingkan dengan China. Demi menjaga kepercayaan investor tersebut, pemerintah berjanji terus berupaya memperbaiki peraturan untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi. 

Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, Indonesia memiliki pasar yang luas dan besar.”Dan dari Indonesia, investor bisa mendapatkan pasar ASEAN dan China dengan keuntungan dari FTA (free trade agreement). Keamanan kita juga stabil,” katanya. 

Kendati demikian, Franky menegaskan, masalah birokrasi, regulasi,serta kondisi infrastruktur masih menghambat investasi masuk ke Indonesia. ”Kita terbelit rumitnya regulasi dan birokrasi,”ujarnya. 

Ekonom Universitas Atma Jaya Jakarta,A Prasetyantoko mengatakan, korporasi global tertarik menanamkan modal di Indonesia lantaran melihat prospek fundamental domestik dalam jangka menengah panjang bagus.Perkembangan ekonomi Indonesia ke depan didorong oleh sektor konsumsi yang memang memiliki potensi besar. 

”Perusahaan asing yang bergerak pada sektor konsumsi pasti akan lebih tertarik lagi untuk berinvestasi di Indonesia.Apalagi kalau kita masuk dalam investment grade, posisi ini sangat meyakinkan bagi investor,”paparnya. 

Dia berpandangan, dalam menyongsong aliran investasi global ini, Indonesia harus bisa memastikan telah melakukan transformasi demi meningkatkan produktivitas ekonomi. Indonesia juga harus meningkatkan daya saing, terutama menyangkut infrastruktur dan ketersediaan energi. 

”Secara garis besar, saya sangat optimistis akan lebih banyak lagi perusahaan asing yang menaruh investasinya di sini karena pasar kita prospektif, terutama sektor konsumsi,” ujarnya. Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Mudrajad Kuncoro mengatakan, tren investasi di Indonesia, khususnya yang berasal dari perusahaan besar berskala internasional, bisa berlanjut asalkan pemerintah bisa menjaga momentum ekonomi. 

Menurutnya, saat ini di Indonesia masih ada tiga faktor utama yang menghambat investasi. Faktor pertama, birokrasi pemerintah yang tidak efisien, kedua, masih maraknya pungutan liar,dan terakhir sarana infrastruktur yang tidak memadai. Jika tiga faktor penghambat investasi ini diselesaikan, aliran investasi ke Indonesia akan lebih besar.

”Namun untuk melakukan perbaikan itu bukanlah hal yang mudah jika tidak didukung niat dan keseriusan pemerintah.Ambil contoh,untuk perizinan antara daerah dan pusat masih berbeda, ini juga harus dibereskan,” tuturnya. 

SUMBER;SINDO

Redaksi & YPK: Trims,Semoga Bermanfaat & Memberikan Kemaslahatan Bagi kita...Amin.

Hide Ads Show Ads