Waspadai Peningkatan Kriminalitas
PELITAKARAWANG.COM -.Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan jelang Ramadan dan Idul Fitri. Biasanya, momen ini ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas seperti perampokan, perampasan, dan pencurian kendaraan bermotor.
Ini terjadi lantaran ada pihak yang mengambil jalan pintas demi memenuhi kebutuhan yang meningkat. Peringatan itu disampaikan Polda Metro Jaya sehubungan dengan meningkatnya kejahatan beberapa hari belakangan di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta.Di kawasan Jabodetabek, kemarin tercatat terjadi dua perampokan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menandaskan, untuk mengantisipasi ancaman tersebut pihaknya akan meningkatkan patroli.Namun dia menggariskan bahwa masyarakat juga harus meningkatkan pengamanan internal seperti siskamling.
‘’Walaupun ada peningkatan patroli tetap saja dukungan masyarakat tetap lebih penting. Pada bulan Ramadan ini, biasanya para pelaku memanfaatkan waktu sahur dan salat tarawih untuk beraksi.Biasanya kesempatan ini dimanfaatkan para penjahat.Pasalnya aktivitas masyarakat untuk keluar rumah lebih sering,’’ ujarnya kepada wartawan kemarin. Berdasar pengalaman sebelumnya, jenis kriminalitas yang paling sering terjadi jelang puasa adalah pencurian motor dan perampokan atau perampasan nasabah bank. Menurut Rikwanto, masyarakat harus waspada karena pelaku sekarang tak segan-segan melakukan kekerasan terhadap korbannya.
“Masyarakat yang hendak mengambil atau menyetor uang hendaknya meminta pengawalan petugas kepolisian,”katanya. Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan meminta polisi untuk peka terhadap potensi kerawanan tindak kriminal. Polri juga harus sigap merespons laporan masyarakat. Pemetaan wilayah kerawanan tindak kriminal harus selalu menjadi acuan dan pedoman meski di lapangan dinamika kejahatan berjalan sangat dinamis. Edi memprediksi,kejahatan konvensional seperti perampokan dan pencurian bakal marak dan meningkat.Itu disebabkan tekanan ekonomi masyarakat dan tingkat kebutuhan yang tinggi.
Daya beli yang rendah dan berbanding terbalik dengan harga-harga kebutuhan yang semakin tinggi juga turut menjadi salah satu faktor penyebab.“ Kejahatan jalanan seperti geng motor dan trek-trekan biasanya juga bakal meningkat di bulan puasa.Yang paling penting polisi peka terhadap potensi kerawanan tindak kriminal,” ujar Edi kemarin. Kompolnas,lanjutnya,mendorong Polri agar terus meningkatkan pengamanan di wilayah rawan tindak kriminal seperti di sekitar kantor bank dan toko emas di pusat perbelanjaan. Selain itu,polisi harus meningkatkan intensitas patroli, terutama di sekitar perumahan yang bakal banyak ditinggal penghuninya saat menjelang Lebaran.
“Pada intinya, Polri harus memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat agar tindak kriminal tidak terjadi di mana-mana,”katanya. Kemarin dua perampokan terjadi di Jabodetabek, tepatnya di Depok dan Bogor. Di Depok perampokan terjadi di toko bangunan Jaya Baru di Jalan Pabuaran Bojong, Blok A, Bojong Gede.Pemilik toko,Sukendi, bahkan ditemukan terkapar dengan kepala bagian depan dan belakang bersimbah darah setelah dihantam konblok.
Adapun di Bogor,dua kawanan pencuri terekam CCTV saat berusaha membobol anjungan tunai mandiri (ATM) di dalam supermarket di Jalan Sindang Barang, Loji,Bogor Barat,Kota Bogor,dini hari kemarin.Walaupun sempat membongkar kover dua ATM milik bank pelat merah tersebut,mereka tidak berhasil membuka brankas tempat menaruh uang.
Kejahatan Terus Berinovasi
Sementara itu, modus baru perampokan dengan mengancam akan meledakkan bom di sebuah bank di RSUP dr Sardjito Yogyakarta Senin lalu (16/7) menjadi fakta kelompok atau sindikat kejahatan terus melakukan inovasi dalam melakukan aksinya. Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menandaskan apa yang terjadi di Yogyakarta bisa jadi menginspirasi kejahatan serupa. “Ini bisa mengilhami, apakah menggunakan bom beneranatau purapura, tetapi yang pasti ini harus kita antisipasi,” ujar Timur di Mabes Polri,Jakarta,kemarin.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu memastikan bahwa yang dibawa pelaku bukanlah bom sesungguhnya. Namun hal itu membuat panik para pegawai bank.“Bungkusan yang dibawa pelaku hanya mirip rangkaian bom.Semuamasihdalampenyelidikan, memang yang ditemukan mirip-mirip (bom).Tapi itu masih dalam penyelidikan dan kita harap masyarakat tetap tenang karena polisi sedang bekerja keras,”papar Timur.
Sebelumnya, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda DIY Kombes Pol Gatot Sudibyo mengatakan,dari hasil identifikasi, benda yang dibawa pelaku adalah bom karena terdiri atas rangkaian elektronik, kabel, timer,bolpoin konektor,pemicu, serta banyak serpihan paku berukuran 4 cm yang dibungkus dengan aluminium. “Dilihat dari rangkaian dan materialnya,80% menyerupai bom,”kata Gatot. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar memastikan bahwa perampokan tersebut murni kriminalitas, bukan terorisme.
Mereka membawa barang seperti bom hanya untuk menakut-nakuti korbannya.“Polisi juga sudah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. Pelaku berambut ikal, berbadan tinggi, kulit putih. Dia menggunakan jaket hitam danmengenakanmaskerhitam, naik sepeda motor tanpa helm,” ucap dia. Hingga kini, Polda DIY masih memburu pelaku. Ketua Jogja Police Watch (JPW) Asril Sutan Marajo secara terpisah berpendapat, sejauh ini sudah kerap terjadi perampokan, namun banyak yang belum terungkap.
Dari rentetan kejadian perampokan yang dilakukan satu orang pelaku dan ledakan bom yang pernah terjadi di Lapangan Mandala Krida,Asril mengkhawatirkan akan menjadi ancaman yang besar di kemudian hari.Sebab,dari kejadian itu dari catatannya pelaku belum ada yang terungkap.//sindo// www.pelitakarawang.com
