PELITAKARAWANG.COM-.Bangunan tua dengan arsitektur yang khas, pintu air lebar dan gemercik air barangkali menjadi daya tarik bagi Bendung Walahar. Bangunan heritage ini terletak di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Pangkal Perjuangan.
Di Karawang, menyebut kata Walahar juga kental dengan Pepes Jambal Haji Dirja, yang letak rumah makannya tak jauh dari bendung ini.
Bendung Walahar mulai difungsikan sejak 30 November 1925. Ini seperti inkripsi yang tertulis pada dinding gerbang bangunan utama "Bendung Walahar, Kali Tjitarum. Mulai dipakai 30 Nopember 1925 untuk mengairi sawah luas 87396 ha".
-
Dilansir dari website kemdikbud.go.id, bendung yang juga dikenal Parisdo ini dibangun pada tahun 1920 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Mulai tahun 1923, pembangunan dilakukan di bawah pengawasan ahli hidrologi asal Belanda bernama C. Swan-Koopman.
Bendung yang berada di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang itu dibangun melintang pada Sungai Citarum. Bercat kuning murstad.
Dilansir dari website Disparbud Jabar bendung ini membendung yang sungai lebarnya sekitar 50. Bangunan dam terdiri tiga susun. Bagian dasar merupakan bagian dam, di atas dam terdapat jembatan dengan lebar jalan sekitar 3 m.
Di jembatan terdapat semacam bangunan terdiri beberapa ruangan. Langit-langit di atas jembatan dengan bentuk lengkung.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) II U Saefudin Noer mengungkapkan,saat ini Bendung Walahar digunakan untuk mengairi 105.000 hektar sawah.
Berkoordinasi dengan pihak terkait, PJT II berencana menjadikan Bendung Walahar sebagai destinasi wisata heritage. Apalagi, selama ini banyak masyarakat yang kerap menghabiskan waktu libur di area bendung ini. PJT II bakal berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Karawang terkait rencana itu.
-
"Bisa dilihat kan bangunannya sangat heritage, tinggal kita packaging. Potensi kunjungan juga ada," kata Saefudin.**ts