Dinamika politik jelang Pilkada 2020 di Karawang makin hangat. Tebak-tebak buah manggis dari publik pun mulai bermunculan terlebih setelah beredarnya sejumlah foto para ketua partai politik mengadakan silahturahmi.

Pada aaat ini di sejumlah daerah sudah terpasang Paslon bupati dan wakil bupati dengan permanen dari hasil koalisi berbagai partai, dan publik pun mengetahuinya hasil akhir tersebut diantaranya terbangun dari bongkar pasang calon dalam prosesnya , lalu yang menarik perhatian lain dari publik adalah terjadi koalisi nasional antara PKB dan Demokrat, yang menghasilkan tiga kurang dari 30 paslon bupati dan wakil bupati namun belum terbentuk untuk Paslon Gubernur dan wakilnya.
Foto hanya Ilustrasi

Bagimana dengan Pilkada 2020 Karawang, akan kah terjadi koalisi seperti di daerah lain, semua balik lagi kepada dinamika politik yang bersifat dinamis dan tak statis dalam kancahnya, kapan pun pihak DPP dari parpol mana saja tak akan gegabah atau ujug-ujug memberikan sebuah rekomendasi kepada pasangan calon bupati dan wakilnya terlebih untuk Kota Pangkal Perjuangan sebagai daerah penyangga ibu kota Jakarta.

Karawang semenjak Pilkada langsung memilik sejarah yang berliku dalam penentuan akhir paslon bupati dan wakilnya, dibawah sudah santer dan terbangun semalah sudah ada seleksi DPC / DPD kepada calon paslon namun hasil rekomendasi DPP cerita jauh dari harapan. Umpama peristiwa itu terjadi di Pilkada 2015.

Ada beberapa orang partai dari provinsi Jabar dan Nasional saat diwawancarai untuk perkiraan berapa pasangan dan siapa saja calon yang akan mulus sampai resmi mendaftar ke KPU Karawang, jawaban mereka hampir tak jauh beda dan mirip- mirip tapi beda tipis juga ada ngerinya

"Karawang ekslusive,memang keren dan beken maka pantas disebut menjadi salah satu daerah rawan terjadinya konplik di Pilkada 2020. Saya yakin orang daerah dan bisa memaham bahwa pihak Jabar dan DPP tak akan gegabah atau asal berikan rekomendasi. Ingat Pilgub Jabar lalu, itu sengitnya perebutan suara salah satu terjadi di Karawang yang sekarang menjalankan akan Pilkada.Makanya, cerita pasti lebih seru dan menantang untuk dikaji dan dipertimbangkan " ,ungkap satu narasumber yang dapat dipercaya di Jakarta.

Adanya pertemuan-pertemuan oleh pengurus partai atau tim sukses jelang Pilkada, itu wajar namanya usaha juga upaya maksmial demi membesarkan partai masing-masing selain ingin jagoannya menjadi juara (dapat rekom,red) , perihal tersebut hemat saya ga perlu terlalu disorot amat. Itu biasa-biasa dan lumrah, ungkapnya narasumber dengan nada landai.

Cuma signal yang saya terima untuk pemetaan politik Karawang akan tidak jauh berbeda dengan di Jateng untuk terkininya,ucap dari narasumber mencontohkan, tetapi teka-teki ini akan terjawabkan tidak lama lagi, terangnya pula.

"Tidak jauh dari yang diprediksikan Anda pada awal wawancara, itu saya sependapat namun itu adalah baru sebuah perkiraan kita saja yang belum matang karena semua mutlak kekuasaan ada ditangan DPP bukan pengurus partai secara perorangan " , ucap narasumber sambil tertawa lebar seraya meminta namanya tidak dipubliskan.

Sementara dilain tempat, seorang narasumber mengatakan secara gamblang bahwa predikasi atau gambaran awal untuk paslon di Karawang akan bergeser dari peta awal dan itu dipicu hasil survei internal partai juga rasio politik yang selalu berkembang.

Dan menurutnya, hasil pertemuan Garut beberapa waktu menggambarkan bakal berbuah iba kepada seorang bakal calon bupati Karawang akibat terdampak dari langkah-langkahnya yang berlebihan selain jorok dalam meraih simpatik bawah hingga atas.

"Kumaha sing kang nu disebut kamarakaan tuang ganyong, terang nyalira politik mah dinamis tur gampilan kena flu pami tos dugi kana mamarasna ", pungkas dari narasumber yang sama meminta namanya tidak tuliskan.**rd