Menyambut era new normal setelah masa pandemi virus Corona (Covid-19), sektor pariwisata harus segera dipulihkan. Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengatakan, pemulihan pariwisata sangat berdampak signifikan pada penerimaan devisa negara. Sebagai negara tropis yang memiliki destinasi wisata luar biasa, tentu banyak yang harus dibenahi.(7/7/2020).

“Pariwisata diharapkan menjadi pilar penerimaan devisa negara selain kegiatan ekspor dan perdagangan jasa. Tentu saja hal ini dapat diyakini, karena Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak sekali objek wisata yang menarik. Belum lagi dengan keberagaman suku dan budaya yang tentu saja menjadi daya tarìk luar biasa," paparnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Komisi X DPR RI juga sedang merumuskan kebijakan dan regulasi untuk memulihkan kembali pariwisata Indonesia. Pariwisata, kata Hetifah, paling terdampak Covid-19. Namun, semua pihak tidal boleh membiarkan kondisi ini berlarut-larut. Perlu disusun kembali strategi kebijakan baru untuk sektor pariwisata.

"Kita perlu startegi dan terobisan-terobosan, mengingat ratusan ribu orang bekerja di sektor pariwisata dan imbasnya terhadap perekonomian negara harus dipikirkan secara serius," ungkapnya. 

Kemenparekraf, lanjut Hetifah, sudah menyiapkan beberapa destinasi favorit. Memasuki new normal, Kemenparekraf mengedepankan prinsip sustainable tourism dengan menjaga aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kemanusiaan.

"Sejalan dengan itu, kami memandang perlu adanya sinergi listas sektor termasuk di dalamya yang paling penting adalah perhubungan, infrastruktur fisik dan IT, usaha menengah, kecil, dan mikro, maskapai penerbangan, dan perkeretaapian. Para mitra ini orang-orang yang menentukan bagaimana pemulihan pariwisata di era new normal," tambah legislatior asal Kalimantan Timur ini. **mh/sf