Sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam seperti Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI bakal berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di depan Istana Merdeka, Selasa 13 Oktober 2020. Unjuk rasa tersebut bertajuk "Aksi 1310 Tolak UU Cipta Kerja-Cilaka".

Senayan

Anggota Baleg DPR RI dari F-PDIP Arteria Dahlan tidak mempermasalahkan rencana aksi ormas Islam tersebut besok. Namun ia mengingatkan soal manfaat dari demo tersebut.

“Saudara-saudaraku, PA 212, yang sangat saya cintai dan hormati. Saya pada prinsipnya tidak berkeberatan, silakan saja untuk berunjuk rasa, Indonesia negara demokrasi, kebebasan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan berkumpul dijamin oleh konstitusi," kata Arteria Dahlan kepada wartawan, Senin 12 Oktober 2020.

"Tapi mohon juga dipikirkan banyak mana manfaat apa mudaratnya?” ingatnya.

Arteria mengatakan serius menyerap aspirasi masyarakat terkait UU Cipta Kerja. Hal itu selaras dengan arahan Ketua DPR RI Puan Maharani untuk mengawasi UU kontroversial ini.

“Kami sangat serius memperhatikan aspirasi yang tidak setuju omnibus law. Ibu Puan Maharani memerintahkan kita semua untuk lakukan kerja-kerja pengawasan terhitung sejak UU ini disahkan tanggal 5 Oktober kemarin," katanya.

"Saat ini pengerjaan 42 peraturan pelaksanaan oleh pemerintah di bawah pengawasan dan pengawalan penuh,” ujar Arteria.

Anggota Komisi III ini mengimbau seluruh elemen masyarakat fokus pada pembuatan peraturan pelaksana UU Cipta Kerja. Arteria mengklaim, tanpa didemo, DPR bersama pemerintah bekerja yang terbaik.

“Khusus untuk cluster ketenagakerjaan wajib hukumnya tripartit, yakni pemerintah wajib melibatkan pekerja dan pengusaha."

"Saya mengimbau agar energi seluruh anak bangsa dipusatkan untuk fokus pada pencermatan pembuatan peraturan pelaksanaan, kita kawal ketat seluruh aturan turunannya. Tanpa didemo DPR dan pemerintah sedang bekerja keras untuk berbuat yang terbaik,” ucapnya.

Arteria pun menyampaikan alasan demo terkait UU Cipta Kerja saat ini tak tepat dilakukan. Dia mengatakan saat ini masih dalam pandemi virus Corona (COVID-19) dan dikhawatirkan demo PA 212 dkk ditunggangi pihak tak bertanggung jawab.

“Saat ini momennya kan kurang pas, pertama karena pandemi COVID-19, bayangkan semua pusat peramaiannya saja aktivitasnya amat sangat dibatasi, tapi justru ada kerumunan kumpulnya titik-titik massa di jalanan. Jadi kan percuma kemarin Jakarta di PSBB (pembatasan sosial berskala besar) kan secara ketat,” sebut Arteria.

“Kedua, PA 212 itu kan gerakan dan aksi moral, banyak tokoh-tokoh yang saya kagumi dan hormati di sana, saya khawatir niat dan upaya gerakan moral mereka disusupi atau ditunggangi oleh pihak yang tidak hanya ingin menyatakan pendapat, tapi memang punya tujuan atau motif lain untuk membuat kerusuhan."

"Kan menjadi kontraproduktif nantinya. Apalagi dilakukan pada saat negara sedang giat-giat menjalankan program pemulihan ekonomi nasional,” sambungnya.

Namun, apabila PA 212 dkk bertekad bulat menggelar aksi tolak UU Cipta Kerja, Arteria meminta aparat keamanan membantu kelancaran. Hal itu agar aksi berjalan lancar dan tertib.

“Walaupun demikian, seandainya tetap keukeuh ingin demo, saya juga meminta aparat penegak hukum untuk membantu kelancaran jalannya demo agar bisa nyaman dan tertib untuk dapat menyatakan pendapatnya,” tutur Arteria.***