Manula asal Dusun Kebon Desa Tegalsari Kecamatan Cilamaya Wetan yang sempat di unggah akun di media sosial hidup sebatang kara di sebuah gubuk kecil yang di apit dua irigasi. Bahkan, kakek tua bernama Sukri (74) ini juga di hempas "isu" di telantarkan keluarganya. Memonitor isu tersebut, Muspika Kecamatan bersama Kapolsek dan Anggota Koramil Cilamaya Wetan, sambangi Kakek Sukri, dan diteruskan pada mantan istri dan anak-anaknya di Tegalsari, Rabu (17/2). Sambil menyerahkan bantuan berupa sembako dan selimut, Kakek yang hobi mengkoleksi ular dan hewan peliharaan lainnya untuk sewa atraksi kesenian ini, memang benar tinggal dan hidup sendirian di lingkungan rumah yang kumuh akibat sang kakek "Keukeuh" menolak ajakan anak dan istrinya untuk meninggalkan rumah tersebut dan tinggal bersama keluarga. 
Kades dan Muspika Kecamatan Saat Sambangi Manula "Viral" Sebatangkara di Desa Tegalsari


"Kami datang membawa bantuan sekaligus menindaklanjuti kebenaran soal isu di medsos soal "penelantaran". Faktanya, memang si Kakek ini gak pernah mau menerima ajakan keluarganya dan memilih hidup di rumah kumuh itu bersama hewan peliharaannya, baik ular, biawak hingga kucing. Fakta ini, juga dibenarkan mantan istri dan keluarganya saat kami di lapangan. Tapi melihat keprihatinan ini, Muspika ikut serta memberikan bantuan alakadarnya untuk Kakek Sukri, baik beras, selimut, air mineral, mie instan dan sembako lainnya, " Kata Camat Cilamaya Wetan, Basuki Rachmat kepada pelitakarawang.com, Rabu (17/2). 

Saat di tanyai lebih lanjut kepada Pelitakarawang.com, Kakek Sukri mengaku dirinya makan minum biasa di berikan keluarga dan anaknya. Soal ajakan pindah, ia mengaku sempat beberapa kali di ajak untuk meninggalkan rumah ini, tapi dirinya tidak mau. Disinggung alasan, dengan lugunya, Kakek Sukri mengaku karena dirinya ingin tetap di rumah gubuknya dan tidak mau meninggalkan hewan peliharaannya. "Diajak pindah-pindah kemana, ya ada yang ngajak mah, cuma gak mau, pengen disini saja sama hewan peliharaan saya, " Katanya keukeuh. 

puluhan Koleksi Kulit Ular beragam Varietas yang di Gantung Kakek Sukri di Gubuknya

Hal serupa juga diungkapkan mantan istrinya, Yotilah. Meskipun rumahnya hanya berjarak sekitar 200 meteran, tetapi tetap saja mantan suaminya (Sukri_red) enggan pindah. Soal alasan karena tidak mau meninggalkan peliharaannya, Yotilah juga tidak mengerti kenapa sampai seperti itu, padahal ular, biayawak dan lainnya itu sesekali adalah hasil tangkapan anak-anaknya dan biasa di sewakan untuk atraksi kesenian dengan banderol harga Rp200 ribuan. Dia dan ke enam anaknya, tidak pernah menterlantarkan kakek Sukri, karena makan dan minum tetap diantar ke gubuknya itu. Bahkan, ketika anak-anaknya hendak membersihkan rumah kumuhnya itu, Kakek Sukri juga menolak untuk di bersihkan, padahal kotor dan kumuh. "Waktu muda tirakatnya kuat sih, sekarang sudah sepuh kakinya juga patah karena saat manggung atraksi seni, membuatnya semakin payah. Tapi ketika di ajak pindah dan mau membersihkan rumah kumuhnya itu, Suka ditolak terus. Mau bagaimana? " ungkapnya. 

Hadir dalam kesempatan penyerahan bantuan dan klarifikasi tersebut, Kapolsek Cilamaya Kompol Sutedjo, Anggota Koramil dan Kades Tegalsari Awang Wibisono bersama PSM setempat. (Rd)