Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif, mengatakan, jalur Tengah Selatan Jabar rencananya membentang sepanjang 312 kilometer. Posisinya membentang dari barat ke timur, di antara jalur Tengah Jabar dan jalur Pantai Selatan Jabar.
Dasar pemikiran pembangunan jalur Tengah Selatan Jabar ini, sambung Ferry, karena di Jawa Barat bagian selatan sudah ada jalur Pantai Selatan, kemudian di jalur yang paling tengahnya adalah jalur Tengah yang lama, yakni jalur Sukabumi-Bandung-Banjar.
”Jarak antara jalur Pantai Selatan dengan jalur Tengah itu hampir antara 75 kilometer sampai 100 kilometer. Jadi masyarakat yang di jalur tengah ini mau ke jalur Tengahnya jauh, mau ke jalur Selatannya jauh. Dari situ awalnya untuk membangun jalur Tengah Selatan,” katanya.
Jalur baru ini, tambah Ferry, bertujuan mempermudah masyarakat mengakses kawasan tengah dan selatan Jabar, di antaranya untuk perekonomian, pendidikan dan kesehatan. Contohnya untuk mengakses Rumah Sakit Jampangkulon dan Pameungpeuk.
“Inilah dasar hal tersebut diajukan awalnya kepada Menkomarves, kemudian didorong menjadi usulan Pemprov Jabar dalam rapat kemarin, Rabu. Saat rapat koordinasi Gubernur melalui Bappenas, diajukan juga ke Bappenas,” katanya.
Ferry melanjutkan, dari Kabupaten Sukabumi sampai Kabupaten Ciamis atau dekat Kota Banjar, panjang jalur ini sekitar 312 kilometer. Harapannya adalah kalau APBN bisa mendanai pembangunan ini, Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten kota tidak akan terlalu berat membiayai pembangunannya.
”Untuk membangunnya, jadi jalan eksisting yang sudah ada itu ada sebagian kecil jalan provinsi, sebagian jalan kabupaten kota dan banyaknya adalah jalan desa. Sehingga ada ketentuan untuk jalan provinsi dari sisi lebar jalan, daerah milik jalan, itu ada ketentuan. Maka harus diperlebar jalan desa ini,” katanya.
Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan, dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis dan berdekatan dengan Kota Banjar.
”Jadi, kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya. Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada,” katanya.***Nb
0Komentar