Setiap tanggal 21 Juni, diperingati sebagai Hari Krida Pertanian (HKP). Sayangnya, hari penting bagi para pemangku sektor pertanian itu, sedang tidak baik-baik saja di Karawang. 

Pasalnya, harga gabah di musim pandemi Covid-19, justru semakin terjun bebas di bawah Harga Pokok Pemerintah (HPP). Disisi lain, para petani golongan air 3,4 dan 5 yang tengah dan akan panen, masih mencemaskan guyuran hujan yang membuat harga gabah terus tergerek rendah di pasaran. 
Foto Ilustrasi Petani Saat Panen

"Tidak sebanding dengan modal dan urea yang mahal, sudah panen, padinya bagus tapi tetap saja harganya murah. Sekarang ini di banderol Rp3,5-3,6 ribu per GKP. Sudah begitu di hutang sebulan pula, " Keluh Petani asal Telagasari, Nana, Senin (21/6). 

Senada diungkapkan petani Pulojaya Kecamatan Lemahabang, Atam. Produksi gabah sebenarnya masih stabil diangka 6-7 ton perhektarnya, namun harga justru rendah di kisaran Rp3,6 ribu perkilogram. Entah apakah karena sedang panen masal, atau karena alasan pandemi, para petani justru merasakan dampak ekonomi yang tidak menguntungkan ini. "Disisi lain, serapan gabah oleh Bulog juga jarang ada, ini sudah dibawah HPP, jadi banyak petani yang merugi, " Keluhnya. 

Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Karawang, Ir Hanafi Chaniago, belum memberikan balasan terkait maraknya harga gabah yang turun drastis dua pekan terakhir sampai berita ini ditulis. (Rd)