Lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi dalam dua pekan terakhir serta proses vaksinasi belum berjalan optimal. Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Muhaimin Iskandar meminta pemerintah memanfaatkan Poliklinik Desa (Polindes) sebagai sentra vaksinasi.

“Kami meminta pemerintah terus menggenjot upaya vaksinasi Covid-19. Manfaatkan poliklinik desa sebagai sentra vaksinasi agar daya jangkaunya lebih luas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” kata Muhaimin,Kamis (24/6/2021).

Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI itu menjelaskan, sentra vaksinasi saat ini masih terpusat di Puskemas. Padahal sebagian besar keberadaan Puskesmas ada di tingkat kecamatan. Situasi ini membuat sebagian masyarakat enggan untuk mengikuti program vaksinasi.

“Salah satu kendala belum optimalnya program vaksinasi adalah masyarakat di pedesaan kesulitan mengakses sentra vaksinasi yang berbasis Puskemas. Harusnya sudah dipikirkan bagaimana membuat Polindes (Poliklinik Desa) yang jangkauannya lebih dekat dengan masyarakat bisa jadi sentra vaksinasi,” ujarnya.

Muhaimin mengungkapkan, program vaksinasi di Indonesia relatif tertinggal dari beberapa negara lain. Vaksinasi di India misalnya saat ini sudah menyentuh angka 232.744.813 warga untuk vaksin dosis pertama atau hampir 17 persen dari total populasi. Vaksinasi di China sudah menyentuh lebih dari 1 miliar penduduk.

H.Muhaimin Iskandar

“Sedangkan di Indonesia vaksinasi dosis pertama masih baru menyentuh 24 jutaan warga. Target sejuta vaksinasi per hari juga masih belum terealisasi,” katanya,

Meski begitu, Muhaimin mengatakan, stok vaksin di Indonesia relatif aman. Akhir pekan lalu Indonesia kembali menerima 10 juta dosis vaksin corona produksi Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk. Dengan kedatangan vaksin ini, jumlah total vaksin yang telah diterima Indonesia sejauh ini sebanyak 104.728.400 dosis.

Rinciannya, yaitu 94,5 juta dosis vaksin produksi Sinovac, 8.228.400 dosis vaksin AstraZeneca, dan 2 juta dosis vaksin Sinopharm.

“Ketersediaan vaksin bisa dikatakan aman. Saat ini tinggal bagaimana kita memaksimalkan daya jangkau vaksinasinya sehingga bisa menyentuh ke setiap lapisan masyarakat,” kata dia.

Muhaimin mengakui jika ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin. Berdasarkan riset Universitas Padjajaran diketahui setidaknya masih ada 30 persen masyarakat menolak vaksinasi. Dia pun menyarankan agar pemerintah mengandeng tokoh-tokoh agama untuk menyosialisasikan pentingnya vaksinasi.

“Dalam hemat saya peran tokoh agama ini harus lebih ditingkatkan untuk menyosialisaikan pentingnya vaksinasi. Karena harus diakui jika ada masyarakat yang menolak vaksin karena alasan keyakinan, jadi ya harus didekati secara keyakinan pula,” Muhaimin menutup keterangannya.**rl