Puan Maharani memberi perhatian khusus pada keselamatan fisik dan juga kesehatan mental para tenaga kesehatan (nakes). Mengingat, nakes berjuang di garda terdepan penanganan pandemi Covid-19 ini menghadapi risiko berkali-kali lipat dibanding kelompok masyarakat lainnya.

“Tugas nakes bukan saja membantu kesembuhan para pasien Covid-19, tetapi juga menjaga dan melindungi dirinya serta keluarganya agar tidak ikut terinfeksi virus. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah membuat sistem perlindungan untuk nakes, baik secara fisik maupun mental,” ujar Puan.

 

Puan mengatakan, jumlah tenaga kesehatan yang aktif saat ini juga berkurang karena banyak dari mereka yang masih terinfeksi Covid-19. "Indonesia telah kehilangan ribuan pejuang kesehatan akibat pandemi ini. Apalagi dengan kasus harian yang terus melonjak, kondisi para nakes semakin mengkhawatirkan,” paparnya seraya menegaskan, pentingnya sistem perlindungan terhadap nakes secara fisik dan mental.

 

Politisi PDI Perjuangan ini mendapat laporan bahwa para nakes yang terpapar Covid-19 tidak memiliki banyak waktu untuk memulihkan kesehatan setelah dinyatakan sembuh. "Ketika hasil tes Covid-19 negatif, langsung diminta kembali bekerja karena rumah sakit kekurangan tenaga," ungkap Puan. 

 

Dengan tekanan kerja yang begitu besar, lanjutnya, para nakes membutuhkan pelindungan fisik dan mental lebih besar lagi dari hari-hari biasa. Faktor tersebut lah akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik para nakes. Jika para nakes kelelahan atau berguguran, masyarakatlah yang dirugikan. 

 

"Teman-teman nakes ini kondisinya kelelahan, mengalami burn out dengan beban kerja berat yang seakan tak ada ujungnya ini. Jam kerja semakin panjang dan ketidakpastian kapan pandemi berakhir mengancam kesehatan mental mereka,” tandasnya.

 

Puan juga meminta masyarakat luas untuk terus mengapresiasi perjuangan para nakes yang sedang bekerja keras di garda tedepan penanganan pandemi Covid-19. "Kita bisa membantu mendukung para nakes ini dengan memberikan perhatian dan apresiasi, atau dalam bentuk yang lebih nyata. Apresiasi bisa dimulai dari teman, kerabat dan sanak saudara yang berpforesi sebagai nakes,” pungkas Puan. 

 

Seperti diketahui, berdasakan data yang dihimpun PERSI bersama sejumlah organisasi lainnya seperti IDI dan PPNI sejak awal pandemi hingga 28 Juni 2021, tercatat sudah ada 1.031 tenaga kesehatan yang gugur. Jumlah ini terdiri atas 405 dokter, 43 dokter gigi, 328 perawat, 160 bidan dan 95 tenaga kesehatan lain. (pun/es)