Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menyesalkan berita yang sempat viral tentang adanya praktik pemberian vaksin palsu. Modusnya jarum disuntikan ke tangan yang akan di vaksin, namun cairan vaksin tidak dimasukan ke tubuh.

"Saya sudah bertemu dengan para pihak baik itu vaksinatornya atau mereka yang ada dalam video tersebut. Hanya saja, siapa yang benar kita belum tahu karena masing-masing dengan argumentnya sendiri. Kita serahkan saja masalah ini kepada hukum untuk dicari kebenarannya," kata Cellica, Rabu (14/7/2021).

Menurut Cellica, dia memastikan akan memberikan sanksi tegas kepada aparatnya jika memang melakukan kesalahan saat vaksinasi. Namun jika kesalahan oleh pembuat video viral itu, harus di proses secara hukum.

"Saya sudah menyerahkan masalah agar di proses hukum. Karena ini sudah mengganggu program vaksinasi di Karawang. Masyarakat bisa tidak percaya untuk divaksin," ucapnya.

Menurut Cellica, salah satu cara mengetahui apakah pembuat video viral itu sudah divaksin atau belum melalui sampel darah. Melalui sampel darah itu akan diketahui apakah di tubuhnya sudah terbentuk anti bodi atau belum.

"Soal ini kita serahkan kepada ahlinya untuk memeriksa. Ini kita lakukan untuk mencari kebenaran," ujarnya.

Cellica mengungkapkan, kasus ini bermula ketika 3 orang wanita yang bekerja disalah satu toko bangunan melakukan vaksin di Puskesmas Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur. Salah seorang yang divaksin yaitu Tari membuat video saat divaksin. Kemudian video tersebut masuk media sosial dan menimbulkan kehebohan.

Pasalnya, dalam video itu tidak nampak petugas medis menekan flunger meski jarum suntik sudah masuk. "Ini yang menimbulkan bermacam opini di masyarakat. Ada yang bilang vaksinnya bohong atau palsu," tuturnya.

Sementara itu, vaksinator Puskesmas Wadas, Maola Nurulshinta (53) merasa yakin jika dirinya menyuntikkan vaksin sesuai dengan prosedur. Maola mengaku, saat menyuntikan dia menggunakan tehnik menekan dengan bagian bawah telapak tangan.

"Saya tarik dagingnya, lalu suntik. Kemudian kita tekan dengan telapak tangan. Saya yakin itu sudah sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Bukan baru kali ini saya menyuntik vaksin, tapi sudah 8.000 orang," ujarnya.***