Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat total simpanan pemerintah daerah (pemda) di perbankan sebesar Rp194,12 triliun per September 2021. Angkanya naik Rp15,16 triliun atau 0,47 persen dari posisi Agustus 2021 yang sebesar Rp178,95 triliun.

"Ini melonjak lagi karena dua bulan sebelumnya Juli dan Agustus sudah turun, sekarang naik lagi ke Rp194,12 triliun," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (25/10).

Sri Mulyani mengatakan total simpanan pemda di bank bahkan sudah melebihi dari posisi Juni 2021. Saat itu, jumlahnya sebesar Rp190,13 triliun.

Meski begitu, Sri Mulyani menyebut total simpanan pemda di perbankan masih lebih rendah dari posisi 2019 dan 2020. Jumlahnya tembus Rp200 triliun pada saat itu.

Rinciannya, jumlah simpanan pemda pada September 2019 lalu mencapai Rp245 triliun dan September 2020 sebesar Rp239 triliun.

"Sampai Desember nanti jumlah simpanan pemda masih di atas Rp190 triliun. Ini satu hal yang kami observasi untuk memperbaiki arus kas," kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa daerah baru membelanjakan APBN sebesar Rp603,57 triliun per September 2021. Angkanya setara dengan 49,56 persen dari pagu yang sebesar Rp1.217 triliun.

Jika dilihat, realisasi belanja daerah pada September 2021 turun 2,11 persen dibandingkan dengan September 2020 yang mencapai Rp616,59 triliun.

Sementara, Sri Mulyani menyebut realisasi pendapatan APBD lebih tinggi dibandingkan dengan serapan belanja. Rata-rata selisih pendapatan dengan belanja sebesar 11,26 persen.

Foto ilustrasi : Uang sedang dihitung

"Selisih tertinggi di wilayah Yogyakarta dan terendah di Sulawesi Tenggara," pungkas Sri Mulyani. (Ts)