Enam dari 12 perahu karet yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang dalam kondisi rusak.

Dampaknya, BPBD Karawang kekurangan perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir. Demikian diungkap Pelaksana BPBD Karawang, Yasin Nasrudin.

Yasin menjelaskan jumlah perahu karet ada sebanyak enam unit. Dengan satu di antaranya dapat bantuan dari perusahaan.

"Sebenarnya total ada 12 perahu karet, tapi enam perahu di antaranya mengalami kerusakan dan tidak layak pakai," kata Yasin, pada selasa (9/11/2021).

Selama ini, BPBD Karawang mengandalkan bantuan perahu karet dari TNI-Polri maupun sejumlah relawan.

Dijelaskannya, seharus wilayah rawan banjir memiliki satu perahu karet. "Ada 12 kecamatan rawan banjir,perahu karet itu harus ada di kecamatan rawan banjir," terang dia.

Saat ini enam perahu karet itu sudah dikirimkan Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Perahu karet itu disimpan di kantor desa guna kebutuhan evakuasi warga yang terdampak banjir.

"Di Desa Karangligar sudah mulai banjir walaupun tidak tinggi. Sebagai antisipasi kita siapkan perahu karet untuk di lokasi itu," ucap dia.

Yasin menambahkan berdasarkan pemetaan terdapat 15 kecamatan berpotensi terdampak banjir. Yaitu Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Batujaya, Cikampek,Tirtamulya, Ciampel, Pangkalan.

Selain itu, Kecamatan Rawamerta, Jatisari, Kec. Banyusari, Karawang Timur, Cimalaya Wetan, dan Pakis Jaya.

"Itu hasil pemetaan kami dan pengalaman dari banjir tahun lalu. Personel kita juga sudah disiagakan dan kami terus berkoordinasi dengan instansi TNI-Polri, BPBD Jawa Barat maupun unsur relawan," katanya.

Sebanyak 216 rumah terendam banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Senin (8/11/2021).

Banjir disebabkan curah hujan tinggi sejak Minggu siang kemarin sehingga terjadi luapan sungai Cibeet hingga kepemikiman warga.

Yasin mengatakan sedikitnya 261 kepala keluarga atau 545 jiwa warga Kampung pengasinan RT 01 dan RT 03 Desa Karangligar terendam banjir.

"Daerah ini memang sudah langganan banjir jika sungai Cibeet meluap," kata Yasin, pada Senin (8/11/2021).

Dia menuturkan banjir di Desa Karangligar terjadi sejak minggu siang saat terjadi hujan. Namun malam harinya banjir sempat surut, tapi senin pagi kembali banjir.

Meski demikian ketinggian banjir hanya mencapai 25 sentimeter dan warga masih bertahan dirumahnya.

"Kemarin kan hujan dari siang sempat banjir dan surut malamnya. Karena hujan lagi paginya banjir lagi, tapi ketinggian hanya 25 sentimeter," ungkap dia.

Saat ini, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mengawasi jika debit air bertambah. Dikatannya, setiap tahunnya sungai Cibeet selalu meluap karena debit airnya tinggi dan tumpah ke pemukiman warga.

"Masalah sungai Cibeet harus ditangani oleh provinsi atau pusat karena sungai itu melewati beberapa kabupaten di Jawa Barat," terang Yasin.

Menurut Yasin, petugas BPBD bersama petugas gabungan dari TNI, Polri dan aparatur desa sudah bersiaga di lokasi.

Jika terjadi banjir semakin parah, akan tetapi melihat situasi cuaca banjir akan segera surut karena wilayah Karawang sekarang ini sudah tidak lagi hujan.

"Biasanya kan begitu jika intensitas hujan tinggi banjir makin meluas. Mudah-mudahan tidak karena tidak hujan lagi," tandasnya.

Kabar sebelumnya dituliskan, guna meningkatkan sinergitas antar Perangkat Daerah dalam penanggulangan bencana, BPBD Karawang menggelar Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana. Rakor dipimpin langsung Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana, Senin (8/11/2021) siang di Kantor BPBD.


Pemetaan rakor mitigasi bencana yaitu membahas secara makro terkait berbagai kesiapan, persediaan, dukungan eksternal dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Bupati meminta kepada BPBD dan seluruh perangkat yang menangani bencana agar bersiap diri.

"Karawang memiliki bagian hulu dan hilir dimana di setiap daerah tersebut, penanganan bencana tidak sama," kata Bupati.

Bupati melanjutkan, Kabupaten Karawang memiliki rekam jejak bencana yang cukup unik. Disaat musim kemarau kekurangan air, sementara disaat musim penghujan di sejumlah titik air sungai meluap hingga mengakibatkan banjir.

Menurutnya, penanganan banjir di setiap wilayah di Kabupaten Karawang tidak bisa disamaratakan. Harus mempunyai strategi yang berbeda, 

seperti di wilayah Karawang timur yang berbatasan dengan Jatiluhur Purwakarta, berbeda dengan penanganan di daerah Karanglinggar Telukjambe Barat.

Sementara Kepala BPBD Karawang, Yasin Nasrudin menyatakan pihaknya telah mempersiapkan segala kemungkinan mewaspadai adanya bencana di musim penghujan tahun ini. BPBD menyatakan siap dan siaga menghadapi banjir di sejumlah wilayah di Karawang.

"Intinya, untuk kesiapan di musim penghujan tahun ini BPBD Kabupaten Karawang sangat siap bilamana terjadi banjir, baik perahu untuk evakuasi dan kebutuhan logistik Sembako, dan lain-lain yang menjadi kebutuhan masyarakat terdampak banjir,” ucapnya. (diks)