Kota Bandung dan sekitarnya terancam menjadi lautan sampah menyusul penghentian sementara aktivitas pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Diketahui, TPA tersebut merupakan tempat membuang sampah dari kawasan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, termasuk KBB.

Akibat persoalan yang disebabkan habisnya bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat di TPA Sarimukti itu, sampah di kawasan Bandung Raya, khususnya Kota Bandung kini mulai menumpuk tak terangkut hingga memicu reaksi dari Pemkot Bandung.

Melalui akun Instagram Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kota Bandung yang kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Pemkot Bandung menyatakan bahwa truk pengangkut sampah milik Kota Bandung mulai tersendat dan harus mengantre lama untuk membuang sampahnya ke TPA Sarimukti.

Pemkot Bandung juga meminta maaf kepada masyarakat terkait pengangkutan sampah yang belakangan ini tidak tepat waktu akibat persoalan di TPA Sarimukti tersebut.

"Mohon maaf jika masih ada keterlambatan dalam pelayanan pengangkutan sampah, karena memang keadaan yang memaksakan untuk itu dan tidak bisa kami hindari," kata Oded di akun Instagramnya, Sabtu (6/11/2021).

Dijelaskan juga bahwa saat ini, sejumlah truk pengangkut sampah milik Kota Bandung masih tertahan akibat kepadatan antrean menuju TPA Sarimukti sejak Jumat (5/11/2021) kemarin.

"Kami berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan kami menyadari bahwa ada yang harus tetap kami lakukan untuk semuanya kembali membaik," kata Oded.

Oded juga meminta masyarakat memahami dan memaklumi atas persoalan yang terjadi di lapangan ini. Oded meminta masyarakat sementara menyimpan sampah rumah tangganya dan tidak dibuang terlebih dahulu ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS).

"Begitu juga dengan sampah yang dihasilkan dari kegiatan komersial untuk dapat disimpan sementara, untuk selanjutnya pengangkutan akan dilakukan seiring dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi di TPA Sarimukti," ujar dia.

Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Folmer Siswanto mengatakan bahwa Kota Bandung terancam menjadi lautan sampah seperti tragedi lautan sampah 2005 silam jika persoalan tersebut tak segera ditangani.

"Bandung lautan sampah bisa terulang lagi," katanya.

Folmer juga mengatakan, dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan kemandirian dalam pengelolaan sampah. Terlebih, kata Folmer, Pemkot Bandung sudah memiliki program pengelolaan sampah tingkat TPS di Gedebage, Kota Bandung, termasuk program pengelolaan sampah mandiri lainnya.

"Pemkot Bandung harus mikir konsep lain dan seharusnya jangan bergantung pada TPA Sarimukti. Program Kangpisman (pengelolaan sampah mandiri) juga tidak berjalan dengan baik dan masih perlu partisipasi masyarakat," tutur dia.

Sementara itu, Kepala DLH Provinsi Jabar, Prima Mayaningtyas mengaku masih memproses distribusi BBM ke TPA Sarimukti.

"Tidak tutup (TPA Sarimukti), menunggu BBM lagi dalam proses," ujarnya singkat.

Bandung terancam menjadi lautan sampah menyusul penghentian sementara aktivitas pengolahan sampah di TPA Sarimukti. (Foto: Ilustrasi/Dok)

Melansir berita dari iNews, yang sebelumnya diberitakan, aktivitas pembuangan sampah ke TPA Sarimukti di Kampung Cigedig, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, KBB dihentikan sementara waktu sejak Jumat (5/11/2021).

Penghentian aktivitas pembuangan oleh truk-truk sampah dari seluruh wilayah di Bandung Raya dikarenakan BBM untuk alat berat yang ada di TPA Sarimukti habis. Akibatnya, sejumlah alat berat seperti backhoe, dan lain-lain, tidak bisa beroperasi melakukan kegiatan sanitary landfill.

"Memang betul, alat berat di sini tidak beroperasi karena bahan bakar habis. Dari pihak Pemprov Jabar ada keterlambatan pengiriman ke TPA," ungkap Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Riswanto saat dikonfirmasi.(***)