Pemulihan ekonomi selama pandemi, mengharuskan pemerintah desa alokasikan anggaran Dana Desa (APBN) untuk pengadaan potokol kesehatan, bantuan langsung tunai (BLT) hingga porsi ketahanan pangan desa. Hal itu di wujudkan Pemerintah Desa Pulomulya Kecamatan Lemahabang, dengan membangun sarana penopang ketahanan pangan untuk masyarakat dan pemuda desa, salah satunya ternak domba, budidaya lele dan tanam sayuran via hidroponik di lingkungan kantor Desa.


Foto : Kades Pulomulya saat meninjau progres pembuatan pengadaan kolam ternak lele dari Pos Ketahanan Pangan Dana Desa

Ditemui di sela kesibukannya di kantor Desa, Sabtu (9/4/2022), Kades Pulomulya Ajat Suwandi mengatakan, desanya di jatah anggaran Dana Desa (DD) tahun ini sekitar Rp820 juta, turun puluhan juta dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian, pembangunan dan pemberdayaan bagi masyarakat, tak boleh kendor di tengah prioritas pemulihan ekonomi selama pandemi Covid_19 dua tahun terakhir. Karenanya, alokasi DD tahun ini, selain fisik dan pengadaan ambulance untuk masyarakat, Rp120 jutaan diantaranya di realisasikan untuk penopang ketahanan pangan masyarakat, diantaranya pengadaan ternak domba sebanyak 20 ekor diatas kandang berukuran 10x5,5 meter, pengadaan fasilitas dan budi daya lele dengan kapasitas 45 ribu ekor hingga tanam sayuran dan holtikultura melalui metode hidroponik.
Foto : Kades Pulomulya saat meninjau progres pembuatan pengadaan kolam ternak lele dari Pos Ketahanan Pangan Dana Desa

"Untuk DD tahap 1 ini kita poskan diantaranya untuk ketahanan pangan sesuai persentase yang diatur pemerintah pusat. Nah di Pulomulya kita realisasikan tiga ketahanan pangan masyarakat, yaitu budidaya ikan lele, pengadaan sarana tanaman sayuran hidroponik, dan terakhir ternak domba 20 ekor, " Katanya. 

Ajat menambahkan, untuk budidaya lele, dalam satu kolam yang di bentuk kapasitasnya bisa 15 ribu ekor, sementara kita buat tiga kolam sekaligus dan ini akan digarap kaum muda seperti karangtaruna dan lainnya agar bisa di berdayakan wirausahanya. Kemudian yang kedua hidroponik, tanaman yang di topang media pipa ini, nanti di dampingi Penyuluh pertanian untuk kaum ibu-ibu dan PKK khususnya, sehingga lewat sayuran hidroponik dengan lahan yang alakadarnya, tetap mampu memproduksi sayuran berkualitas dan bernilai ekonomis, seperti kangkung, pakcoy, seledri dan lainnya. Sementara untuk ternak domba sebut Ajat, ini terinspirasi dari pekerjaannya sebelum jadi Kades, sehingga lewat hoby beternak domba ini, semoga bisa dikelola oleh masyarakat sekitar dengan sistem garapan, pemerintah desa siap menopang vitamin dan pendampingan prosesnya.

"Kita harap semuanya ini membuahkan hasil, pangan kita terjaga di desa, juga ekonomi masyarakat lewat usaha-usaha ini juga bisa berdaya, " Ungkapnya.

Bukan hal mudah memang, diakui Ajat, bahwa membangun sarana pra sarana tiga item usaha dari Dana Desa ini ditengah keterbatasan anggaran yang ada, apalagi harga material yang serba naik. Namun demikian, semangat pemberdayaan dan pemulihan ekonomi desa, diharapkan bisa memacu masyarakat untuk berkontribusi dan merasakan sentuhan pembangunan lewat anggaran-anggaran pemberdayaan ini. 

"Kita baru bangun sarananya, belum tuh cover benih lele, kemudian pakan ternak dombanya hingga bibit sayuran dan pendampingan dan penyuluhannya, tapi ya itu, kita harus berani mewujudkan usaha-usaha yang menyentuh masyarakat dan merasakan kebermanfaatan dari Dana Desa selain fisik, " Pungkas Ajat. (Rd)