Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kompetensi Guru Penggerak (GP). Salah satunya melalui program pendidikan dan latihan (diklat) Festival Literasi (Filtrasi) dan Kebhinekaan Global Guru Penggerak Angkatan 2 Gelombang 1.

Foto ilustrasi : Guru mengajar dalam kelas

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Praptono, menyampaikan apreasiasi untuk Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) yang telah meyelenggarakan kegiatan tersebut pada 4 - 8 April 2022.

“Kiranya inovasi dan kreativitas yang telah dilakukan oleh P4TK IPA terus dikembangkan sehingga peran para guru khususnya guru penggerak dapat dikuatkan” ungkap Praptono, di Jakarta, Senin (11/4/2022).

Praptono menyebutkan, GP diharapkan menjadi agen perubahan dan pemimpin pendidikan di masa mendatang yang tidak berhenti belajar, mengajar, dan berkarya. Hal tersebut dapat dicapai lewat terciptanya guru yang mandiri, melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga mendorong terciptanya generasi penerus yang memiliki kompetensi literasi, numerasi, serta karakter.

Kepala P4TK IPA, Enang Ahmadi mengungkapkan komitmen kuat P4TK IPA dalam meningkatkan kompetensi guru penggerak di 2022. Ia menyebut, sepanjang tahun ini, P4TK menyediakan berbagai macam pelatihan secara virtual, gratis tidak hanya untuk guru IPA namun untuk guru pengampu mata pelajaran lainnya.

Dengan demikian, guru khususnya guru penggerak dapat terus aktif mengembangkan potensi diri dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa serta mendorong terciptanya profil Pelajar Pancasila.

Pesan kepada para peserta diklat untuk dapat mengimbaskan ilmu dan manfaat yang telah didapat selama pelatihan. Meski di tengah suasana pandemi COVID-19, namun tidak menjadi penghalang untuk para guru berkreasi dengan rekan sejawat serta mengimbaskan ilmu dan manfaat dari diklat secara berkelanjutan kepada peserta didik maupun komunitas pendidikan lainnya.

“Semangat resonansi untuk tidak berhenti belajar, mengajar, dan berkarya harus tetap dijaga,” tekannya.

Dalam kesempatan terpisah, seorang penerima manfaat diklat yakni guru Taman Kanak-Kanak (TK) Kartika V-66 Balikpapan, Sri Widiastuti menuturkan aksi nyata yang akan dilakukan seusai diklat.

“Kami akan segera melakukan diseminasi hasil diklat dimulai dari Kelompok Kerja Guru (KKG) TK lalu dilanjutkan ke forum yang besar seperti Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) untuk menjangkau guru lebih banyak,” jelas Sri yang juga lebih sebagai Ketua KKG Gugus Ki Hajar Dewantara I Wilayah Balikpapan Selatan.

Ketua Program Kerja (Kapokja) Program Guru Penggerak, Asep Agus Sulaeman menyampaikan, peserta yang mengikuti Diklat Festival Literasi (Filtrasi) dan Kebinekaan Global Guru Penggerak Angkatan 2 Gelombang 1 sebanyak 106 orang Guru Penggerak Angkatan 2 dari Kabupaten Kayong Utara, Kota Banjarmasin, dan Kota Balikpapan.

“Selama 4 hari pelatihan, peserta mendapatkan materi umum, materi pokok, dan materi penunjang dengan total waktu 44 (Jam Pelajaran) JP,” urainya.

Selain itu, manfaat diklat turut direspons secara positif oleh seorang peserta yang merupakan guru kelas Sekolah Dasar (SD) 8 Mas Bangun, Kabupaten Kayong Utara, Hendra. Ia mengatakan, melalui diklat ini, dirinya mendapatkan motivasi dalam pengembangan wawasan tentang kebhinekaan global. Selain itu kami mendapat materi penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang bermanfaat khususnya untuk guru di daerah seperti kami,” ujar Hendra yang sebagai Ketua KKG Guru Kelas Kecamatan Teluk Batang, Kalimantan Barat.

Rangkaian diklat diakhiri dengan pemberian sertifikat secara simbolis kepada perwakilan peserta oleh Kepala P4TK IPA, Enang Achmadi didampingi oleh Ketua Program Kerja (Kapokja) Program Guru Penggerak, Asep Agus Sulaeman.

Foto ilustrasi : Guru mengajar dalam kelas

Testimoni singkat mewakili peserta yang disampaikan oleh seorang peserta guru mata pelajaran Fisika, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Banjarmasin, Muhdi Harto. “Menjadi seorang guru penggerak artinya kita mendapat amanah yang lebih luas dalam mengubah paradigma siswa melaksanakan pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk mendorong terciptanya pendidikan Indonesia yang lebih baik,” ucap Muhdi yang aktif sebagai penulis modul pelajaran Fisika.

Kemudian sebagai penutup, harapan untuk Kemendikbudristek dalam penyelenggaraan diklat sejenis turut disampaikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 34 Banjarmasin, Rita Agustina. “Di masa mendatang, kiranya Kemendikbudristek dapat mengikutsertakan berbagai peserta guru dari seluruh Indonesia secara adil dan meriam,” tutup Rita.(td)