Areal pesawahan di golongan air II Desa Pulojaya Kecamatan Lemahabang, sudah mulai start pengolahan jelang akhir Mei ini. Namun, hasil panen yang anjlok di kisaran 2,5 - 3 ton per hektar dengan harga yang dibanderol yang rendah, membuat para petani tetap di runding rasa cemas pertanamannya kembali di kepung sundep. Menyusul, cuaca yang tak menentu dan jarangnya pertanaman berfotosintesis, masih menghantui petani di awal musim gadu ini. 


Foto: Areal Pesawahan di Golongan Air II Desa Pulojaya Mulai Masa Pengolahan awal Musim Gadu

"Kemarin panen, satu hektar kita cuma berproduksi 3 ton, karena pertanaman banyak di serang sundep dan kresek. Bahkan, harganya juga anjlok di kisaran Rp3,7 ribuan per GKP. Jadi sekarang di awal musim gadu, kita juga masih cemas kembali terjadi, mengingat faktor cuaca seperti ini menentukan hasil produksi juga, " Kata Petani Pulojaya Ulis Atam, Rabu (25/5/2022).

Karena sundep dan kresek masih berpeluang di musim gadu karena faktor cuaca, sebut Atam, ia berharap penyuluh dan pengamatan dari petugas POPT semakin masif. Baik teori, aplikasi dilapangan maupun saran pengendaliannya supaya bisa berproduksi lebih banyak lagi.

"Kita harap pengamatan di tingkatkan lagi, mengingat cuaca juga masih bikin kita cemas di musim gadu ini. Apalagi kalau sering mendung dan hujan di siang hari, pertanaman jadi jarang kena sinar matahari atau fotosintesis dan berpeluang mengundang hama kresek bahkan sundep lebih luas, " Ujarnya.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Lemahabang, Nani mengatakan, pihaknya serukan petani untuk perang lawan hama sundep sejak masa persemaian. Dimana petani, ia harapkan bisa periksa pertanaman untuk pemisahan potensi sundep sejak masa persemaian, karena ini diakui Nani yang jarang di lakukan petani. Disisi lain, penggunaan pestisida dan penyemprotan kimia yang tak sesuai dosis dan waktu, bisa ikut memperparah pergerakan hama, karena jika tidak ada pemisahan pertanaman itu, maka penyemprotan justru akan sia-sia. Ia sarankan, agar petani untuk tidak melulu menekankan pestisida, karena musuh alami justru akan hilang, apalagi kalau di gunakan sejak awal dengan bahan kimia.

"Karenanya, kami harap ini bisa seimbang antara organik dengan kimia agar bisa terurai kimianya oleh organik yang ada di dalam tanah, " Ujarnya. (Rd)