Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sinyal terkait tidak akan adanya alokasi kesehatan khusus untuk COVID-19 dalam APBN 2023. Hal ini sejalan dengan tren kian membaiknya penanganan pandemi COVID-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani

Kendati demikian, anggaran untuk sektor kesehatan dinaikkan dari Rp 133 triliun menjadi Rp 168 triliun. Hal ini untuk memperkuat sistem kesehatan termasuk kemungkinan masih berlangsungnya penanganan pandemi COVID-19.

"Anggaran kesehatan tidak lagi memberikan alokasi khusus untuk pandemi, namun anggaran kesehatan yang reguler akan naik dariRp 133 triliun tahun ini naik ke Rp 168,4 triliun," ujar Sri Mulyani di Istana Negara pada Senin (8/8).

Menkeu Sri Mulyani menyebut, Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa pertumbuhan defisit APBN akan dikembalikan ke angka di bawah 3 persen. Atas dasar itu, belanja negara akan dimaksimalkan untuk mendukung berbagai program prioritas nasional.

Adapun anggaran di kementerian dan lembaga dengan total Rp 933 triliun, akan diutamakan untuk pembangunan SDM. Termasuk juga melanjutkan sederet infrastruktur yang tengah berjalan.

Sri Mulyani memproyeksikan, dari sisi penerimaan pajak, pemerintah masih akan mendapatkan dari sektor komoditas sebesar Rp 279 triliun.

"Instruksi Bapak Presiden sebelumnya adalah untuk menyelesaikan proyek. Jadi jangan sampai ada proyek baru yang kemudian tidak selesai pada akhir tahun atau tahun 2024, dan untuk mendukung tahapan Pemilu," tutur Sri Mulyani.(*)