Anggota DPRD Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rizka Restu Amalia, prihatin atas terus terulangnya gedung sekolah ambruk. Teranyar, SDN Muara Baru 1 Kecamatan Cilamaya Wetan yang merupakan sekolah di kampung halamannya, juga terhempas kejadian ambruk Sabtu malam (22/10/2022). 

Foto : SDN Muarabaru 1 Ambruk Sabtu Malam Akibat bangunan lapuk dan hempasan hujan angin

Dewan Komisi II ini, mendesak Disdikpora dan Dinas terkait untuk fokus dan menjadikan sekolah ambruk ini sebagai prioritas utama rehabilitasi dan atau Ruang Kelas Baru (RKB).

"Harus segera tindaklanjuti. Kalau memang tidak ada plot dari Anggaran Murni dan Anggaran Perubahan, harus di pastikan realisasi CSR Perusahaan atau bisa di anggaran biaya tak terduga (BTT) misalnya, itupun harus segera mendesak, jangan membiarkan lama siswa belajar sementara dengan shift, " Katanya, Senin (24/10/2022).

Pihaknya sebut Rizka, sudah kontak Disdikpora soal ambruknya gedung SDN Muarabaru 1 ini, Alhamdulillah kabarnya akan di bangun sekitar April tahun 2023, namun demikian pihak Dinas tengah mencari solusi cepat lewat CSR.

"Semoga saja bisa ada kabar baik untuk realisasi segera, khususnya bagi sekolah yang memang ambruk dan prioritas, " Ujarnya.

Sebelumnya, bangunan yang sudah lapuk sejak 2008 tak tersentuh lagi rehabilitasi, membuat kayu, atap dan langit-langit SDN Muarabaru 1 Dusun Praubosok Dusun RT 09/04 Kecamatan Cilamaya Wetan, ambruk Sabtu malam (22/10/2022). Ambruknya bangunan di pinggiran sawah itu, juga di picu hujan angin yang terjadi pada pukul 11.00 Wib dan mengakibatkan 3 ruang kelas terdampak hingga di kosongkan sementara di hari pertama pelaksanaan Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Senin (24/10/2022).

"Ambruk Sabtu malam. Bangunan yang terdampak ambruknya atap kaso dan kayu itu sebanyak 3 kelas atau 4 rombongan belajar. Satu diantaranya masih di gunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), " Kata Kepsek SDN Muarabaru 1 Lili Suherno S.pd kepada Pelitakarawang.com.

Sebenarnya, sebut Lili, dua kelas diantaranya sudah di turunkan atap dan materialnya dua bulan terakhir karena kondisinya sudah mengkhawatirkan, sementara satu kelas masih di gunakan KBM. Kenyataanya, saat ambruk, justru di ruangan yang atap dan materialnya belum di tertibkan, bahkan masih di gunakan KBM siswa. 

"Pihak sekolah sudah mengajukan rehabilitasi saat Kepsek sebelumnya dan sekarang juga sudah di layangkan ke Koorwilcambidik, namun memang belum ada realisasi, " Katanya. 

Akibat ambruknya bangunan sekolah ini, untuk sementara pihaknya membagi shift belajar siswa di kelas lainnya. Adapun pelaksanaan ANBK, masih menginduk ke SD Rawagempol Wetan dua hari ini. Ia berharap, Pemkab Karawang melalui Disdikpora bisa segera antisipasi pembangunan dan atau rehabilitasi sekolahnya yang ambruk ini, sehingga efektifitas belajar siswa bisa kembali normal.

"Kami sudah laporkan ke Koorwil dan diberi arahan untuk merapikan setiap material yang ambruk itu. Adapun siswa, kami atur pembelajarannya dengan shift sementara, " Ungkapnya.

Kades Muarabaru, Ato Sukanto mengatakan, bangunan kelas yang bruk tersebut, terjadi pada Sabtu malam Minggu sekitar pukul 11.30 Wib. Selain material yang sudah lapuk, ambruknya gedung sekolah itu juga di hempas hujan angin yang mengguyur pada malam itu. 

"Bangunan lawas ini terakhir dibangun tahun 2008, mungkin karena lapuk dan faktor cuaca juga, jadi ambruk. Kita berharap ada perhatian lebih bagi sekolah di desanya untuk jadi prioritas rehabilitasi tahun ini juga dari Pemkab, " Harapnya.

Anggota DPRD Karawang Rizka Restu Amalia mengaku prihatin atas berulangnya gedung sekolah yang ambruk. Untuk Cilamaya Wetan, sebut Rizka, SDN Muara Baru 1 menjadi sekolah kedua yang ambruk setelah sebelumnya di Rawagempil Kulon. Atas kejadian ini, pihaknya mendorong Disdikpora untuk lebih memprioritaskan rehabilitasi bahkan mungkin ruang kelas baru, bagi sekolah yang terhempas kejadian ambruk seperti ini. 

"Kita akan teruskan dan berkoordinasi dengan pak Cecep Sekdin agar ada tindaklanjutnya, " Pungkasnya. (Rd)