PT Kereta Api (KAI) Daop 3 Cirebon, Jawa Barat, memetakan 15 titik jalur rel kereta yang rawan bencana alam seperti banjir, longsor, amblas, serta lainnya, untuk itu petugas dan alat material khusus (Amus) telah disiagakan.

Foto Ilustrasi

"Kami petakan ada 15 titik jalur kereta api yang rawan bencana alam," kata Kepala Daop 3 Cirebon Takdir Santoso di Cirebon, Selasa.

Takdir mengatakan dengan adanya prakiraan BMKG yang menyatakan terjadi cuaca ekstrem perlu diwaspadai, apalagi ketika curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan menyebabkan bencana alam, seperti banjir, longsor, dan lainnya.

Untuk itu, KAI Cirebon lanjut Takdir, telah memetakan 15 titik jalur kereta yang rawan bencana baik banjir, longsor, kontur tanah labil maupun amblas. Sehingga di titik-titik rawan bencana tersebut telah dilakukan pemantauan dan penjagaan oleh petugas.
Foto : Perbaikan Rel Kereta Api

"Mengingat intensitas hujan yang meningkat di beberapa hari terakhir, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan kereta api," tuturnya. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, dari 15 titik jalur kereta yang rawan bencana, 10 titik rawan banjir seperti di KM 125+704 di Stasiun Pegaden Baru-Cipunegara, KM 131+945 Stasiun Cipunegara-Haurgeulis, KM 177+249 Stasiun Telagasari-Jatibarang.

Kemudian KM 174+248, KM 177+542, KM 185+210 dan KM 187+603 Stasiun Tanggung-Losari, KM 161+644 Stasiun Brebes-Tegal, KM 252+664 dan KM 264+7/8 Stasiun Ciledug-Ketanggungan.

Takdir menambahkan untuk 5 titik lainnya yaitu daerah dengan kontur tanah labil, rawan longsor dan ambles seperti di KM 138+500 sampai dengan 39+000 dan 141+000 sampai 141+100 Stasiun Haurgeulis-Cilegeh, KM 149+700 sampai 150+700 Stasiun Cilegeh-Kadokangabus, KM 175+000 sampai 176+200 Stasiun Terisi-Jatibarang dan KM 277+500 sampai dengan 278+600 Stasiun Larangan-Songgom.

"Kami meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, di antaranya dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur, membuat trucuk dari bambu dan penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah dan retaining wall, serta penempatan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 17 stasiun," katanya.(Ant)