Kerasnya kompetisi antar operator membuat tarif internet terus menukik turun. Ini bukti bahwa tarif internet di Indonesia termurah ke-53 dari 211 negara.

Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengungkapkan gambaran pembangunan sektor internet terkini dalam rangka merespon isu terkait perbandingan layanan tarif internet di Indonesia.

Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno menuturkan mengenai tarif internet dari perbandingan yang dilakukan pihaknya, termasuk dalam kategori terjangkau.

Di tengah stagnansi pertumbuhan pendapatan yang dihadapi oleh penyedia layanan, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk mobile broadband berbasis volume USD 0,31/GB pada 2020, yang mana itu lebih mahal dari India dengan tarif USD 0,11. Kendati begitu, lebih murah dari Malaysia USD 0,56 dan Brasil USD 1,16.

Disampaikan Mastel, berdasarkan data dari McKinsey bahwa tarif mobile broadband Indonesia ini mengalami penurunan dari USD 0,43/GB pada tahun 2019.

Sementara itu untuk fixed broadband yang didominasi oleh IndiHome, Sarwoto mengatakan, menggunakan dua acuan ukuran. Pertama, Indonesia menduduki posisi termahal di Asia Tenggara dengan tarif per Mbps antara Rp 14.895 - Rp 43.500 pada 2019 mengacu data CupoNation.

Kemudian yang kedua, tarif bulanan USD 29,01 untuk tarif fixed broadband ini Indonesia menempati peringkat 53 termurah dari 211 negara di dunia berdasarkan survei oleh cable.co.uk.

"Setiap perspektif dapat dipergunakan tergantung pada kepentingan analisis masing-masing konsumen. Namun, Mastel melihat ada upaya yang telah dilakukan oleh para penyelenggara, yang sebagian besar merupakan anggota Mastel untuk terus menurunkan tarif sesuai tingkat keekonomian," kata Sarwoto di Jakarta, seperti ditulis detik.com.

Lebih lanjut, Sarwoto menambahkan prestasi kompetisi tarif Indonesia ini dicapai, selain tantangan kondisi geografis yang berat dan dalam environment perhitungan EBITDA bisnis infrastruktur bandwidth yang stagnan, persaingan tarif internet Indonesia dicapai.

Foto ilustrasi

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan tarif internet di Indonesia ini tergolong paling murah.

"Kalau menurut saya pribadi yang juga pelaku di industri memang jujur harga ini (sudah murah). Mau diturunin lagi, mau seharga berapa ya. Tren tarif internet ini sudah mendekati harga dasar," kata Arif.

"Pemain besar ini menahan ARPU di Rp 350.000, terus turun lagi ke Rp 300.000. Tapi ternyata pemain lokal yang memang tidak besar rata-rata bermain Rp 200.000 sampai Rp 250.000, bahkan bisa di bawah Rp 200.000. Itu sudah mendekati bottom, khawatirnya ketika perang tarif internet in terus menerus itu korbannya ya kualitas," sambungnya.(**)