Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau masyarakat untuk tidak membeli obat bebas sementara waktu tanpa rekomendasi tenaga kesehatan atau nakes. Ini dilakukan untuk mencegah anak-anak terpapar Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA).

dr. Piprim Basarah Yanuarso 

Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam keterangan resmi, Rabu (19/10). Imbauan ini dirilis guna merespons hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait penyebab Gangguan Ginjal Akut.

“Masyarakat untuk sementara waktu agar tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM,” ujar dr.Piprim.

Waspada Gagal Ginjal Akut saat Warna Urine Anak Pekat dan Kecokelatan

Selain itu, IDAI juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap gejala Gangguan Ginjal Akut. Salah satunya, berupa tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak. Lebih lanjut, IDAI meminta orang tua untuk mengurangi aktivitas anak-anak agar tidak terpapar dari risiko infeksi Gangguan Ginjal Akut.

“Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita yang menyebabkan terpapar risiko infeksi seperti dalam kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker dan lain-lain,” ucap dia.

Sebelumnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan sudah menangani 12 anak pasien pengidap gangguan ginjal akut. Sejak Agustus, jenis penyakit itu mulai muncul di tengah masyarakat. Konsultan Nefrologi Anak RSHS Dany Hilmanto mengatakan, dari 12 anak itu, pasien yang berusia paling tinggi yakni 13 tahun. Sedangkan sisanya, mayoritas berusia di bawah 6 tahun.

Gejala Lain Ginjal Akut Selain Sulit Pipis, Sering Ngantuk dan Muntah

”Sampai hari ini (19/10) ada total 12 orang, dan sekarang dalam perawatan ada tiga orang, ada di ICU satu orang, tapi yang satu orang lainnya sudah membaik, dan Insya Allah bisa pulang,” kata Dany seperti dilansir dari Antara di RSHS Bandung, Rabu (19/10).

Selama penanganan penyakit itu, dia mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar bisa segera mengetahui penyebab penyakit misterius tersebut. Selain itu juga merujuk kepada pedoman yang telah dikeluarkan kementerian kesehatan dalam penanganan penyakit gangguan ginjal akut pada anak.

Pedoman itu, kata dia, sudah memberikan alur penanganan secara jelas yang juga dipedomani dari fasilitas kesehatan tingkat puskesmas. Dia pun mengingatkan kepada masyarakat jika anak mengalami demam, batuk, atau pilek, selama 14 hari, dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis. ”Kalau masih normal-normal ya dipantau, kalau nggak normal ya dibawa ke rumah sakit rujukan, di pedomannya juga sudah disampaikan jelas,” terang Dany. (*)