Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) yang di gelontorkan APBD 1 Pemprov Jawa Barat, di nilai merugikan SMK Swasta. Terang saja, selain besaran yang 'jomplang' dengan SMK Negeri, wacana menurunkan besaran BPMU bagi SMK swasta dari Rp700 ribu per siswa pertahun menjadi Rp600 ribu, dianggap kebijakan diskriminatif terhadap penyelenggaraan pendidikan bagi sekolah swasta ditengah besaran BPMU bagi SMK Negeri yang justru melambung tinggi di kisaran Rp2,4 juta Persiwa pertahunnya. 

Atas dasar ketidakadilan ini, sejumlah Kepala SMK Swasta se Jawa Barat tanpa kecuali dari Kabupaten Karawang, bergerak menyuarakan aksinya di gedung sate menuntut keadilan atas distribusi BPMU.
Foto : Aksi unjuk rasa Kepala SMK Swasta Karawang di Gedung Sate, Tuntut Keadilan besaran BPMU

"Jadi ada kesan diskriminasi antara negeri dan swasta, yang awalnya persiswa Rp700ribu, sekarang diturunkan menjadi Rp600 ribu. Semntara untuk sekolah berstatus Negeri malah di naikan menjadi Rp2,4 juta/siswa. Ini hebat bukan?  Makanya hari ini SMK dan SMA Swasta se Jawa Barat bersatu untuk menuntut keadilan  itu, " Kata Kepala SMK IPTEK Cilamaya, Engkos Kosim M.Si Senin (7/11/2022).

Ketua koordinator unjuk rasa Tajudin mengatakan bahwa keinginan para sekolah ini tidak menuntut lebih, minimal kembalikan saja seperti semula senilai Rp700ribu, bukan malah di potong lagi.
" Ini jelas melukai hati kami sebagai kepala sekolah swasta, apa lagi kami selaku kepala sekolah swasta merasa dibedakan dengan sekolah Negeri yang jauh lebih tinggi, kami hanya menuntut kembalikan saja seperti semula, bukan malah di potong lagi," ucap Tajudin.

Lebih lanjut Tajudin menambahkan bahwa jika suara aspirasi dari para kepala sekolah ini tidak didengar, maka aksi berikutnya akan melibatkan para siswa dan para orang tua siswa

Foto : Aksi unjuk rasa Kepala SMK Swasta Karawang di Gedung Sate, Tuntut Keadilan besaran BPMU

Sayangnya, hingga usai aksi unjuk rasa, Gubernur dan wakil gubernur yang di harapkan para aksi unjuk rasa ini tidak ada satupun yang menemui para pendemo. Aksi unjuk rasa ini dimulai dari gedung PUSDAI kemudian berlanjut menuju Gedung Sate untuk menyampaikan aspirasi, meskipun diguyur hujan,aksi unjuk rasa para kepala sekolah ini tetap berlanjut dengan damai. (Rd)